Suatu ketika tatkala Rasulullah S.A.W sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui baginda. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah S.A.W. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.
Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinay sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Nabi S.A.W, menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Nabi S.A.W. Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.
Nabi S.A.W menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira., tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad S.A.W. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.
"Untuk apa ikut ke mari ya Amar !" Demikian tanya orang yang heran melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalau mengikut saja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi."
Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasul S.A.W, maka baginda pun bersabda,, "Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Nabi S.A.W berkata kaum Muslimin, "Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah."
"Jika kamu tidak tahu orangnya." Kata Abu Hurairah r.a lagi, lalu ia pun menyambung, ujarnya, "Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit."
Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Nabi S.A.W . Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah iaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Nabi S.A.W menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini.
Monday, November 22, 2010
KISAH NABI IBRAHIM A.S
Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.
Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.
Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "
Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah
Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah
Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan
hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.
Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun".
Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.
Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."
Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya
Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang usanglah yang mrk kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mrk warisi.
Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yang mrk anggap sebagai keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta.
" Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."
Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.
Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.
Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.
Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya."
Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.
Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, karena hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dengan kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.
Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.
Sejarah Hidup Muhammad
DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA
Perawakan dan sifat-sifat Muhammad - Penduduk Mekah membangun Ka'bah - Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad - Pemikir-pemikir Quraisy dan paganisma - Putera-puteri Muhammad - Kematian putera-puterinya - Perkawinan putera-puterinya - Kecenderungan Muhammad menyendiri - Menjauhi dosa ke Gua Hira'- Mimpi Hakiki - Wahyu pertama. DENGAN duapuluh ekor unta muda sebagai mas kawin Muhammad melangsungkan perkawinannya itu dengan Khadijah. Ia pindah ke rumah Khadijah dalam memulai hidup barunya itu, hidup suami-isteri dan ibu-bapa, saling mencintai cinta sebagai pemuda berumur duapuluh lima tahun. Ia tidak mengenal nafsu muda yang tak terkendalikan, juga ia tidak mengenal cinta buta yang dimulai seolah nyala api yang melonjak-lonjak untuk kemudian padam kembali. Dari perkawinannya itu ia beroleh beberapa orang anak, laki-laki dan perempuan. Kematian kedua anaknya, al-Qasim dan Abdullah at-Tahir at-Tayyib1 telah menimbulkan rasa duka yang dalam sekali. Anak-anak yang masih hidup semua perempuan. Bijaksana sekali ia terhadap anak-anaknya dan sangat lemah-lembut. Merekapun sangat setia dan hormat kepadanya. Paras mukanya manis dan indah, Perawakannya sedang, tidak terlampau tinggi, juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang besar, berambut hitam sekali antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi-tepi putih matanya agak ke merah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat: pandangan matanya tajam, dengan bulu-mata yang hitam-pekat. Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Cambangnya lebar sekali, berleher panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Bila berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah cepat-cepat dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaan, membuat orang patuh kepadanya. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah cinta dan patuh kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad dibebaskan mengurus hartanya dan dia sendiri yang memegangnya seperti keadaannya semula dan membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir dan berenung. Muhammad yang telah mendapat kurnia Tuhan dalam perkawinannya dengan Khadijah itu berada dalam kedudukan yang tinggi dan harta yang cukup. Seluruh penduduk Mekah memandangnya dengan rasa gembira dan hormat. Mereka melihat karunia Tuhan yang diberikan kepadanya serta harapan akan membawa turunan yang baik dengan Khadijah. Tetapi semua itu tidak mengurangi pergaulannya dengan mereka. Dalam hidup hari-hari dengan mereka partisipasinya tetap seperti sediakala. Bahkan ia lebih dihormati lagi di tengah-tengah mereka itu. Sifatnya yang sangat rendah hati lebih kentara lagi. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan hati-hati sekali tanpa menoleh kepada orang lain. Tidak saja mendengarkan kepada yang mengajaknya bicara, bahkan ia rnemutarkan seluruh badannya. Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak ia mendengarkan. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu iapun tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda-gurau, tapi yang dikatakannya itu selalu yang sebenarnya. Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnya. Bila ia marah tidak pernah sampai tampak kemarahannya, hanya antara kedua keningnya tampak sedikit berkeringat. Ini disebabkan ia menahan rasa amarah dan tidak mau menampakkannya keluar. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada, berkemauan baik dan menghargai orang lain. Bijaksana ia, murah hati dan mudah bergaul. Tapi juga ia mempunyai tujuan pasti, berkemauan keras, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang bergaul dengan dia akan timbul rasa cinta kepadanya. Alangkah besarnya pengaruh yang terjalin dalam hidup kasih-sayang antara dia dengan Khadijah sebagai isteri yang sungguh setia itu. Pergaulan Muhammad dengan penduduk Mekah tidak terputus, juga partisipasinya dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Pada waktu itu masyarakat sedang sibuk karena bencana banjir besar yang turun dari gunung, pernah menimpa dan meretakkan dinding-dinding Ka'bah yang memang sudah rapuk. Sebelum itupun pihak Quraisy memang sudah memikirkannya. Tempat yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri mengambil barang-barang berharga di dalamnya. Hanya saja Quraisy merasa takut; kalau bangunannya diperkuat, pintunya ditinggikan dan diberi beratap, dewa Ka'bah yang suci itu akan menurunkan bencana kepada mereka. Sepanjang zaman Jahiliah keadaan mereka diliputi oleh pelbagai macam legenda yang mengancam barangsiapa yang berani mengadakan sesuatu perubahan. Dengan demikian perbuatan itu dianggap tidak umum. Tetapi sesudah mengalami bencana banjir tindakan demikian itu adalah suatu keharusan, walaupun masih serba takut-takut dan ragu-ragu. Suatu peristiwa kebetulan telah terjadi sebuah kapal milik seorang pedagang Rumawi bernama Baqum2 yang datang dari Mesir terhempas di laut dan pecah. Sebenarnya Baqum ini seorang ahli bangunan yang mengetahui juga soal-soal perdagangan. Sesudah Quraisy mengetahui hal ini, maka berangkatlah al-Walid bin'l-Mughira dengan beberapa orang dari Quraisy ke Jidah. Kapal itu dibelinya dari pemiliknya, yang sekalian diajaknya berunding supaya sama-sama datang ke Mekah guna membantu mereka membangun Ka'bah kembali. Baqum menyetujui permintaan itu. Pada waktu itu di Mekah ada seorang Kopti yang mempunyai keahlian sebagai tukang kayu. Persetujuan tercapai bahwa diapun akan bekerja dengan mendapat bantuan Baqum. Sudut-sudut Ka'bah itu oleh Quraisy dibagi empat bagian tiap kabilah mendapat satu sudut yang harus dirombak dan dibangun kembali. Sebelum bertindak melakukan perombakan itu mereka masih ragu-ragu, kuatir akan mendapat bencana. Kemudian al-Walid bin'l-Mughira tampil ke depan dengan sedikit takut-takut. Setelah ia berdoa kepada dewa-dewanya mulai ia merombak bagian sudut selatan.3 Tinggal lagi orang menunggu-nunggu apa yang akan dilakukan Tuhan nanti terhadap al-Walid. Tetapi setelah ternyata sampai pagi tak terjadi apa-apa, merekapun ramai-ramai merombaknya dan memindahkan batu-batu yang ada. Dan Muhammad ikut pula membawa batu itu. Setelah mereka berusaha membongkar batu hijau yang terdapat di situ dengan pacul tidak berhasil, dibiarkannya batu itu sebagai fondasi bangunan. Dan gunung-gunung sekitar tempat itu sekarang orang-orang Quraisy mulai mengangkuti batu-batu granit berwarna biru, dan pembangunanpun segera dimulai. Sesudah bangunan itu setinggi orang berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu di tempatnya. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara karenanya. Keluarga Abd'd-Dar dan keluarga 'Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abd'd-Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama La'aqat'd-Dam, yakni 'jilatan darah.' Abu Umayya bin'l-Mughira dari Banu Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka, dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka: "Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini." Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin; kami dapat menerima keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepadanya. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain," katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu itu akan diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka'bah sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka'bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian. Mengenai umur Muhammad waktu membina Ka'bah dan memberikan keputusannya tentang batu itu, masih terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan berumur duapuluh lima tahun. Ibn Ishaq berpendapat umurnya tigapuluh lima tahun. Kedua pendapat itu baik yang pertama atau yang kemudian, sama saja; tapi yang jelas cepatnya Quraisy menerima ketentuan orang yang pertama memasuki pintu Shafa, disusul dengan tindakannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka'bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Mekah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Adanya pertentangan antar-kabilah, adanya persepakatan La'aqat'd-Dam ('Jilatan Darah'), dan menyerahkan putusan kepada barangsiapa mula-mula memasuki pintu Shafa, menunjukkan bahwa kekuasaan di Mekah sebenarnya sudah jatuh. Kekuasaan yang dulu ada pada Qushayy, Hasyim dan Abd'l-Muttalib sekarang sudah tak ada lagi. Adanya pertentangan kekuasaan antara keluarga Hasyim dan keluarga Umayya sesudah matinya Abd'l-Muttalib besar sekali pengaruhnya. Dengan jatuhnya kekuasaan demikian itu sudah wajar sekali akan membawa akibat buruk terhadap Mekah, kalau saja tidak karena adanya rasa kudus dalam hati semua orang Arab terhadap Rumah Purba itu. Dan jatuhnya kekuasaan itupun membawa akibat secara wajar pula, yakni menambah adanya kemerdekaan berpikir dan kebebasan menyatakan pendapat, dan menimbulkan keberanian pihak Yahudi dan kaum Nasrani mencela orang-orang Arab yang masih menyembah berhala itu - suatu hal yang tidak akan berani mereka lakukan sewaktu masih ada kekuasaan. Hal ini berakhir dengan hilangnya pemujaan berhala-berhala itu dalam hati penduduk Mekah dan orang-orang Quraisy sendiri, meskipun pemuka-pemuka dan pemimpin-pemimpin Mekah masih memperlihatkan adanya pemujaan dan penyembahan demikian itu. Sikap mereka ini sebenamya berasalan sekali; sebab mereka melihat, bahwa agama yang berlaku itu adalah salah satu alat yang akan menjaga ketertiban serta menghindarkan adanya kekacauan berpikir. Dengan adanya penyembahan-penyembahan berhala dalam Ka'bah, ini merupakan jaminan bagi Mekah sebagai pusat keagamaan dan perdagangan. Dan memang demikianlah sebenarnya, dibalik kedudukan ini Mekah dapat juga menikmati kemakmuran dan hubungan dagangnya. Akan tetapi itu tidak akan mengubah hilangnya pemujaan berhala-berhala dalam hati penduduk Mekah. Ada beberapa keterangan yang menyebutkan, bahwa pada suatu hari masyarakat Quraisy sedang berkumpul di Nakhla merayakan berhala 'Uzza; empat orang di antara mereka diam-diam meninggalkan upacara itu. Mereka itu ialah: Zaid b. 'Amr, Usman bin'l-Huwairith, 'Ubaidullah b. Jahsy dan Waraqa b. Naufal. Mereka satu sama lain berkata: "Ketahuilah bahwa masyarakatmu ini tidak punya tujuan; mereka dalam kesesatan. Apa artinya kita mengelilingi batu itu: memdengar tidak, melihat tidak, merugikan tidak, menguntungkanpun juga tidak. Hanya darah korban yang mengalir di atas batu itu. Saudara-saudara, marilah kita mencari agama lain, bukan ini." Dari antara mereka itu kemudian Waraqa menganut agama Nasrani. Konon katanya dia yang menyalin Kitab Injil ke dalam bahasa Arab. 'Ubaidullah b. Jahsy masih tetap kabur pendiriannya. Kemudian masuk Islam dan ikut hijrah ke Abisinia. Di sana ia pindah menganut agama Nasrani sampai matinya. Tetapi isterinya - Umm Habiba bint Abi Sufyan - tetap dalam Islam, sampai kemudian ia menjadi salah seorang isteri Nabi dan Umm'l-Mu'minin. Zaid b. 'Amr malah pergi meninggalkan isteri dan al-Khattab pamannya. Ia menjelajahi Syam dan Irak, kemudian kembali lagi. Tetapi dia tidak mau menganut salah satu agama, baik Yahudi atau Nasrani. Juga dia meninggalkan agama masyarakatnya dan menjauhi berhala. Dialah yang berkata, sambil bersandar ke dinding Ka'bah: "Ya Allah, kalau aku mengetahui, dengan cara bagaimana yang lebih Kausukai aku menyembahMu, tentu akan kulakukan. Tetapi aku tidak me ngetahuinya." Usman bin'l-Huwairith, yang masih berkerabat dengan Khadijah, pergi ke Rumawi Timur dan memeluk agama Nasrani. Ia mendapat kedudukan yang baik pada Kaisar Rumawi itu. Disebutkan juga, bahwa ia mengharapkan Mekah akan berada di bawah kekuasaan Rumawi dan dia berambisi ingin menjadi Gubernurnya. Tetapi penduduk Mekah mengusirnya. Ia pergi minta perlindungan Banu Ghassan di Syam. Ia bermaksud memotong perdagangan ke Mekah. Tetapi hadiah-hadiah penduduk Mekah sampai juga kepada Banu Ghassan. Akhirnya ia mati di tempat itu karena diracun. Selama bertahun-tahun Muhammad tetap bersama-sama penduduk Mekah dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Ia menemukan dalam diri Khadijah teladan wanita terbaik; wanita yang subur dan penuh kasih, menyerahkan seluruh dirinya kepadanya, dan telah melahirkan anak-anak seperti: al-Qasim dan Abdullah yang dijuluki at-Tahir dan at-Tayyib, serta puteri-puteri seperti Zainab, Ruqayya, Umm Kulthum dan Fatimah. Tentang al-Qasim dan Abdullah tidak banyak yang diketahui, kecuali disebutkan bahwa mereka mati kecil pada zaman Jahiliah dan tak ada meninggalkan sesuatu yang patut dicatat. Tetapi yang pasti kematian itu meninggalkan bekas yang dalam pada orangtua mereka. Demikian juga pada diri Khadijah terasa sangat memedihkan hatinya. Pada tiap kematian itu dalam zaman Jahiliah tentu Khadijah pergi menghadap sang berhala menanyakannya: kenapa berhalanya itu tidak memberikan kasih-sayangnya, kenapa berhala itu tidak melimpahkan rasa kasihan, sehingga dia mendapat kemalangan, ditimpa kesedihan berulang-ulang!? Perasaan sedih karena kematian anak demikian sudah tentu dirasakan juga oleh suaminya. Rasa sedih ini selalu melecut hatinya, yang hidup terbayang pada istennya, terlihat setiap ia pulang ke rumah duduk-duduk di sampingnya Tidak begitu sulit bagi kita akan menduga betapa dalamnya rasa sedih demikian itu, pada suatu zaman yang membenarkan anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup dan menjaga keturunan laki-laki sama dengan menjaga suatu keharusan hidup, bahkan lebih lagi dan itu. Cukuplah jadi contoh betapa besarnya kesedihan itu, Muhammad tak dapat menahan diri atas kehilangan tersebut, sehingga ketika Zaid b. Haritha didatangkan dimintanya kepada Khadijah supaya dibelinya kemudian dimerdekakannya. Waktu itu orang menyebutnya Zaid bin Muhammad. Keadaan ini tetap demikian hingga akhirnya ia menjadi pengikut dan sahabatnya yang terpilih. Juga Muhammad merasa sedih sekali ketika kemudian anaknya, Ibrahim meninggal pula. Kesedihan demikian ini timbul juga sesudah Islam mengharamkan menguburkan anak perempuan hidup-hidup, dan sesudah menentukan bahwa sorga berada di bawah telapak kaki ibu. Sudah tentu malapetaka yang menimpa Muhammad dengan kematian kedua anaknya berpengaruh juga dalam kehidupan dan pemikirannya. Sudah tentu pula pikiran dan perhatiannya tertuju pada kemalangan yang datang satu demi satu itu menimpa, yang oleh Khadijah dilakukan dengan membawakan sesajen buat berhala-berhala dalam Ka'bah, menyembelih hewan buat Hubal, Lat, 'Uzza dan Manat, ketiga yang terakhir.4 Ia ingn menebus bencana kesedihan yang menimpanya. Akan tetapi, semua kurban-kurban dan penyembelihan itu tidak berguna sama sekali. Terhadap anak-anaknya yang perempuan juga Muhammad memberikan perhatian, dengan mengawinkan mereka kepada yang dianggapnya memenuhi syarat (kufu'). Zainab yang sulung dikawinkan dengan Abu'l-'Ash bin'r-Rabi' b.'Abd Syams - ibunya masih bersaudara dengan Khadijah - seorang pemuda yang dihargai masyarakat karena kejujuran dan suksesnya dalam dunia perdagangan. Perkawinan ini serasi juga, sekalipun kemudian sesudah datangnya Islam - ketika Zainab akan hijrah dan Mekah ke Medinah - mereka terpisah, seperti yang akan kita lihat lebih terperinci nanti. Ruqayya dan Umm Kulthum dikawinkan dengan 'Utba dan 'Utaiba anak-anak Abu Lahab, pamannya. Kedua isteri ini sesudah Islam terpisah dari suami mereka, karena Abu Lahab menyuruh kedua anaknya itu menceraikan isteri mereka, yang kemudian berturut-turut menjadi isteri Usman.5 Ketika itu Fatimah masih kecil dan perkawinannya dengan Ali baru sesudah datangnya Islam.
****
hurm,.. kadang2 kita pon x pham apa yg sedang berlaku sekarang,.. dan mungkin dgn keadaan kita skang akn menganggu kehidupan org lain,.. maap,.. mungkin 2 bkn niat yg sebenar,..
memang benar persaan nyh mmg sukar nk ditafsirkn,. hanya org2 yg tertentu sja yg mmpu memahaminya,.. dan untk memahami seseorg bkn mudah,.. mengambil msa dan perlukan kesabaran,.. mampu kita?
kehidupan nyh mmg mencabar,.. tiap yg kita lakukan ada cabaran, da baik n bruknye,..
so kita kena bersedia untk time kedua2 nya,.
contohnya dlm perhubungan,..
bla dah mencintai seseorg,.. harus beringat bahawa jgn sesekali meletakkn cinta manusia melebihi cinta Allah,..
cinta nyh bnyk sngt tafsirnya,.
tp pa yg pasti ia nya satu perasaan yg boleh dianggap anugerah terindah dri Allah kpd hambanya,.
cinta mmg bahagia tp berisiko untk derita,.. so kna pndai kwalnya,..
cinta kpd Allah, cinta kpd keluarga, cinta pda sahabat, cinta pda alam, cinta pda seseorg, cinta pada nikmat Allah,.. dan mcm2 lg,.. semua 2 perlukan pengorbanan yg besar,..
pa pon idop ttp harus diteruskan!
so jg sesekali giv up! ^_^
memang benar persaan nyh mmg sukar nk ditafsirkn,. hanya org2 yg tertentu sja yg mmpu memahaminya,.. dan untk memahami seseorg bkn mudah,.. mengambil msa dan perlukan kesabaran,.. mampu kita?
kehidupan nyh mmg mencabar,.. tiap yg kita lakukan ada cabaran, da baik n bruknye,..
so kita kena bersedia untk time kedua2 nya,.
contohnya dlm perhubungan,..
bla dah mencintai seseorg,.. harus beringat bahawa jgn sesekali meletakkn cinta manusia melebihi cinta Allah,..
cinta nyh bnyk sngt tafsirnya,.
tp pa yg pasti ia nya satu perasaan yg boleh dianggap anugerah terindah dri Allah kpd hambanya,.
cinta mmg bahagia tp berisiko untk derita,.. so kna pndai kwalnya,..
cinta kpd Allah, cinta kpd keluarga, cinta pda sahabat, cinta pda alam, cinta pda seseorg, cinta pada nikmat Allah,.. dan mcm2 lg,.. semua 2 perlukan pengorbanan yg besar,..
pa pon idop ttp harus diteruskan!
so jg sesekali giv up! ^_^
Sunday, November 21, 2010
~ya, sy jatuh cinta kat awk bkn krn Allah @ kecantikan awak, harta awak.. saya jatuh cinta disebabkan Syaitan......~
Alkisah. Seorang lelaki A datang berjumpa dengan seorang perempuan. Perempuan yang paling 'hot' di kampusnya, kerana memiliki rupa paras yang fotogeniklah katakan, cantik, menawan dan yang paling orang suka dia ni seksi dan berada. Tapi sayang, dia bkn muslim.
Saya malas mau tulis panjang lebar. So, dialog ringkas sajalah(tak juga ringkas nie). Tapi sebelum tu, biar saya bagi tau korang ciri-ciri lelaki A tu. Lelaki A merupakan anak seorang Dato' entahlah Dato' apa. Saya pun tak berapa tau. Yang penting mamat ni kaya, kacak, bergaya. Nak gi kampus pon pakai kereta mewah, dah tu ada drebar pulak. Fuih, sape tengok, melopong je lah.
Alice: Apasal awak datang nak jumpa saya?
Lelaki A: Saya dah jatuh cinta kat awak.
Alice:(memandang lelaki itu dengan sinis) sebab?
Lelaki A: Kerana awak cantik. Sesiapa yang memandang awak sekilas pasti tak puas. Sudikah awak jadi gf saya?
Alice: Tapi..
Lelaki A: Jangan risau Alice. Saya ada segala-galanya. Harta..kebahagiaan..dan apa je awak mintak, saya boleh bagi.
Alice: Maafkan saya, saya ada kuliah. (perempuan itu sengaja membuat dalih)
Seminggu kemudian. Perempuan 'hot' nie di datangi seorang lelaki lagi. Lelaki B. Yang ni, penampilan dia agak islamik'. Pakai baju Melayu siap bersongkok pulak tu. Tapi, hati dia kita tak taukan. Apa-apa pun, kenalah bersangka baik.
Alice: Ha, ada apa erk?
Lelaki B: Assalamualaikum. (ucap lelaki tu lembut)
Alice:(agak terkedu seketika) Waalaikumsalam. Kenapa awak datang nak jumpa saya?
Lelaki B: Saya...saya...
Alice: Kenapa? cakaplah..
Lelaki B: Saya jatuh cinta kat awak..
Alice: sebab?
Lelaki B: Perlukah bersebab?
Alice: Ya. Sebab saya tak pernah kenal awak, tau2 awak dah jatuh cinta..
Lelaki B: Baiklah, saya cintakan awak kerana Allah telah ciptakan perasaan cinta dalam hati saya untuk awak.
Alice: Owh. (Perempuan itu melihat jam tangannya) Maaflah, saya ada study group. Lain kali kita borak lagi.
Maka tertinggallah lelaki B keseorangan tanpa jawapan dari sang gadis itu.
Seminggu yang seterusnya, perempuan itu didatangi oleh seorang lagi lelaki. Lelaki C. Kali ini, lelaki C berpenampilan biasa dan sederhana saja. Wajahnya juga tidaklah sekacak mana namun ada sesuatu pada wajah itu. Entahlah apa. Perempuan itu mengulum senyuman manis untuk lelaki itu kerana dia pasti bahawa lelaki ini pasti akan bercakap benda yang sama.
Alice: Saya tau kenapa awak datang nak jumpa saya..
Lelaki C: (Termangu seketika) Awak dah tau?
Alice: Why not? Awak cintakan saya?
Lelaki C: Ya, saya menyintai awak.
Alice: (tersenyum sinis) Well, kenapa pulak? Sebab Allah telah menghadirkan perasaan cinta kat dalam hati awak untuk saya?
Lelaki C: (hanya mampu tunduk)
Alice: Kenapa diam? atau..awak jatuh cinta di sebabkan rupa saya..atau saya ni seksi..atau..saya ni anak orang berada..
Lelaki C: Demi Allah, semua itu tak betul.(Lelaki C berubah menjadi tegas). Ya, memang benar saya jatuh cinta kat awak tetapi bukan kerana Allah atau kerana kecantikan awak, harta awak.. saya jatuh cinta disebabkan Syaitan Durjana. Syaitan yang mendorong saya untuk mengejar awak. Kemana saja awak jalan, mata saya akan mengekori awak. Tatkala rambut ikal awak terbang ditiup angin, saya rasa perasaan saya kacau.Wajah cantik awak sentiasa datang bermain di jiwa saya pada hal saya tak menginginkannya. Saya rasa rimas dengan perasaan saya. Saya semakin hanyut. Semakin terleka.
Alice: (terkedu) Apa awak nak?
Lelaki C: Saya tak mahukan apa-apa. Mungkin hanya sekelumit simpati. Hanya kalau awak sudi. Maafkan saya, saya mohon untuk berlalu.
Alice: Nanti dulu, siapa nama awak? Macam mana saya nak tolong awak?
Lelaki C: Nama saya, ah, tak layak saya nak beritahunya kat awak. Sesungguhnya nama yang saya pinjam ini sungguh mulia. Saya pasti awak tau apa nak dibuat. Maafkan saya, saya tak sanggup nak berlama-lama di sini.. Syaitan itu sentiasa membisikkan perkara yang jahat ke telinga manusia. Salamu'alaikum.
Alice hanya melihat langkah lelaki itu tanpa sepatah kata.
Dua tahun kemudian.
Akif merehatkan dirinya di pelantar rumah sambil menghirup udara segar pagi. Tiba-tiba dia disapa oleh ibunya.
Ibu: Akif, ibu teringin nak tengok Akif berumah tangga. Akif tak de ke pilihan hati Akif sendiri?
Akif: Entahlah ibu. Susah kita nak mencari pasangan yang betul2 berdiri di atas landasan yang teguh.
Ibu: Akif, ibu faham. Memang susah nak cari orang yang seperti itu, kalau ada pun, nisbahnya kecil. Manusia makin hanyut ditelan arus dunia. Semakin moden, semakin lupa tanggungjawab kita sebagai muslim. Tapi Akif, kita juga boleh menjadi pengubah.
Akif: Ibu.. Akif faham. Insya Allah ibu, Akif akan cari seorang perempuan..jika dia tak seperti yang Akif harapkan, Akif yang akan membentuk dia, mengubah dia. Akif akan cuba laksanakan permintaan ibu.
Ibu: (tersenyum) Akif, ibu rasa, ibu sudah berkenan dengan seorang gadis ini. Dia baik dan manis juga orangnya. Pekerjaannya juga mulia. dia bekerja sebagai seorang guru di sekolah menengah agama. Ibu dah berbual-bual dengan ibu bapanya. Baik sungguh mereka itu.
Akif: Siapa dia ibu? siapa nama dia?
Ibu: Nur Alissa Zakiyyah...
Seminggu sebelum hari pertunangan. Waktu itu, Akif berada di rumah Nur Alissa Zakiyyah. Baru kali pertama Akif ke sana. Rumah yang dijejakinya ini sungguh besar dan luas. Halamannya juga menarik bersama landskap yang begitu teratur. Bunga-bungaannya memukau mata. Suasana agak hingar-bingar. Ibu Akif berada di dalam rumah mungkin sedang sibuk membantu mereka yang lain menyiapkan juadah makan tengah hari bersama.
Akif berjalan menuju ke suatu sudut di halaman itu namun langkahnya terhenti apabila terlihat seorang gadis bertudung hijau lembut sambil mengenakan pakaian baju kurung..entahlah baju kurung jenis apa yang penting ianya gubahan moden seiring mengikut zaman. Gadis itu seperti pernah dilihatnya di dalam sekeping gambar. Gambar yang diberi ibunya. Mungkinkah itu bakal tunangnya?
Akif memberanikan diri untuk menyapa gadis itu.
Akif: Assalamu'alaikum.
Alissa: Wa'alaikumsalam. (Alissa tersenyum lantas membelakangi Akif)
Akif: Awakkah Nur Alissa Zakiyyah??
Alissa: Dan awak pula Akif Rahmankan?(soal Alissa tanpa menjawab pertanyaan Akif terlebih dahulu)
Akif: ya. Akif Rahman Bin Razaq. Awak belum jawab soalan saya..
Alissa: Hum.. akhirnya...
Akif: (Akif hairan) Kenapa? Pernahkah kita bertemu atau berkenal?
Alissa: Ya.
Akif: Siapakah awak? (tanya Akif penuh kehairanan)
Alissa: Nama saya Nur Alissa Zakiyyah binti Aziz. Sayalah Alice.
Akif: (terkesima) Subhanallah. Awak dah berubah, saya langsung tak cam awak. Macam mana awak boleh jadi macam ni?
Alissa: Bukankah awak yang meminta sekelumit simpati dari saya?
Akif: Alice...(terharu..)
Alissa: Akif, saya dah jatuh cinta kat awak. Dah lama..
Akif: Sebab?
Alissa: Saya mencintai awak kerana agama yang ada pada awak...
Akif hanya tersenyum.. :)
Saya malas mau tulis panjang lebar. So, dialog ringkas sajalah(tak juga ringkas nie). Tapi sebelum tu, biar saya bagi tau korang ciri-ciri lelaki A tu. Lelaki A merupakan anak seorang Dato' entahlah Dato' apa. Saya pun tak berapa tau. Yang penting mamat ni kaya, kacak, bergaya. Nak gi kampus pon pakai kereta mewah, dah tu ada drebar pulak. Fuih, sape tengok, melopong je lah.
Alice: Apasal awak datang nak jumpa saya?
Lelaki A: Saya dah jatuh cinta kat awak.
Alice:(memandang lelaki itu dengan sinis) sebab?
Lelaki A: Kerana awak cantik. Sesiapa yang memandang awak sekilas pasti tak puas. Sudikah awak jadi gf saya?
Alice: Tapi..
Lelaki A: Jangan risau Alice. Saya ada segala-galanya. Harta..kebahagiaan..dan apa je awak mintak, saya boleh bagi.
Alice: Maafkan saya, saya ada kuliah. (perempuan itu sengaja membuat dalih)
Seminggu kemudian. Perempuan 'hot' nie di datangi seorang lelaki lagi. Lelaki B. Yang ni, penampilan dia agak islamik'. Pakai baju Melayu siap bersongkok pulak tu. Tapi, hati dia kita tak taukan. Apa-apa pun, kenalah bersangka baik.
Alice: Ha, ada apa erk?
Lelaki B: Assalamualaikum. (ucap lelaki tu lembut)
Alice:(agak terkedu seketika) Waalaikumsalam. Kenapa awak datang nak jumpa saya?
Lelaki B: Saya...saya...
Alice: Kenapa? cakaplah..
Lelaki B: Saya jatuh cinta kat awak..
Alice: sebab?
Lelaki B: Perlukah bersebab?
Alice: Ya. Sebab saya tak pernah kenal awak, tau2 awak dah jatuh cinta..
Lelaki B: Baiklah, saya cintakan awak kerana Allah telah ciptakan perasaan cinta dalam hati saya untuk awak.
Alice: Owh. (Perempuan itu melihat jam tangannya) Maaflah, saya ada study group. Lain kali kita borak lagi.
Maka tertinggallah lelaki B keseorangan tanpa jawapan dari sang gadis itu.
Seminggu yang seterusnya, perempuan itu didatangi oleh seorang lagi lelaki. Lelaki C. Kali ini, lelaki C berpenampilan biasa dan sederhana saja. Wajahnya juga tidaklah sekacak mana namun ada sesuatu pada wajah itu. Entahlah apa. Perempuan itu mengulum senyuman manis untuk lelaki itu kerana dia pasti bahawa lelaki ini pasti akan bercakap benda yang sama.
Alice: Saya tau kenapa awak datang nak jumpa saya..
Lelaki C: (Termangu seketika) Awak dah tau?
Alice: Why not? Awak cintakan saya?
Lelaki C: Ya, saya menyintai awak.
Alice: (tersenyum sinis) Well, kenapa pulak? Sebab Allah telah menghadirkan perasaan cinta kat dalam hati awak untuk saya?
Lelaki C: (hanya mampu tunduk)
Alice: Kenapa diam? atau..awak jatuh cinta di sebabkan rupa saya..atau saya ni seksi..atau..saya ni anak orang berada..
Lelaki C: Demi Allah, semua itu tak betul.(Lelaki C berubah menjadi tegas). Ya, memang benar saya jatuh cinta kat awak tetapi bukan kerana Allah atau kerana kecantikan awak, harta awak.. saya jatuh cinta disebabkan Syaitan Durjana. Syaitan yang mendorong saya untuk mengejar awak. Kemana saja awak jalan, mata saya akan mengekori awak. Tatkala rambut ikal awak terbang ditiup angin, saya rasa perasaan saya kacau.Wajah cantik awak sentiasa datang bermain di jiwa saya pada hal saya tak menginginkannya. Saya rasa rimas dengan perasaan saya. Saya semakin hanyut. Semakin terleka.
Alice: (terkedu) Apa awak nak?
Lelaki C: Saya tak mahukan apa-apa. Mungkin hanya sekelumit simpati. Hanya kalau awak sudi. Maafkan saya, saya mohon untuk berlalu.
Alice: Nanti dulu, siapa nama awak? Macam mana saya nak tolong awak?
Lelaki C: Nama saya, ah, tak layak saya nak beritahunya kat awak. Sesungguhnya nama yang saya pinjam ini sungguh mulia. Saya pasti awak tau apa nak dibuat. Maafkan saya, saya tak sanggup nak berlama-lama di sini.. Syaitan itu sentiasa membisikkan perkara yang jahat ke telinga manusia. Salamu'alaikum.
Alice hanya melihat langkah lelaki itu tanpa sepatah kata.
Dua tahun kemudian.
Akif merehatkan dirinya di pelantar rumah sambil menghirup udara segar pagi. Tiba-tiba dia disapa oleh ibunya.
Ibu: Akif, ibu teringin nak tengok Akif berumah tangga. Akif tak de ke pilihan hati Akif sendiri?
Akif: Entahlah ibu. Susah kita nak mencari pasangan yang betul2 berdiri di atas landasan yang teguh.
Ibu: Akif, ibu faham. Memang susah nak cari orang yang seperti itu, kalau ada pun, nisbahnya kecil. Manusia makin hanyut ditelan arus dunia. Semakin moden, semakin lupa tanggungjawab kita sebagai muslim. Tapi Akif, kita juga boleh menjadi pengubah.
Akif: Ibu.. Akif faham. Insya Allah ibu, Akif akan cari seorang perempuan..jika dia tak seperti yang Akif harapkan, Akif yang akan membentuk dia, mengubah dia. Akif akan cuba laksanakan permintaan ibu.
Ibu: (tersenyum) Akif, ibu rasa, ibu sudah berkenan dengan seorang gadis ini. Dia baik dan manis juga orangnya. Pekerjaannya juga mulia. dia bekerja sebagai seorang guru di sekolah menengah agama. Ibu dah berbual-bual dengan ibu bapanya. Baik sungguh mereka itu.
Akif: Siapa dia ibu? siapa nama dia?
Ibu: Nur Alissa Zakiyyah...
Seminggu sebelum hari pertunangan. Waktu itu, Akif berada di rumah Nur Alissa Zakiyyah. Baru kali pertama Akif ke sana. Rumah yang dijejakinya ini sungguh besar dan luas. Halamannya juga menarik bersama landskap yang begitu teratur. Bunga-bungaannya memukau mata. Suasana agak hingar-bingar. Ibu Akif berada di dalam rumah mungkin sedang sibuk membantu mereka yang lain menyiapkan juadah makan tengah hari bersama.
Akif berjalan menuju ke suatu sudut di halaman itu namun langkahnya terhenti apabila terlihat seorang gadis bertudung hijau lembut sambil mengenakan pakaian baju kurung..entahlah baju kurung jenis apa yang penting ianya gubahan moden seiring mengikut zaman. Gadis itu seperti pernah dilihatnya di dalam sekeping gambar. Gambar yang diberi ibunya. Mungkinkah itu bakal tunangnya?
Akif memberanikan diri untuk menyapa gadis itu.
Akif: Assalamu'alaikum.
Alissa: Wa'alaikumsalam. (Alissa tersenyum lantas membelakangi Akif)
Akif: Awakkah Nur Alissa Zakiyyah??
Alissa: Dan awak pula Akif Rahmankan?(soal Alissa tanpa menjawab pertanyaan Akif terlebih dahulu)
Akif: ya. Akif Rahman Bin Razaq. Awak belum jawab soalan saya..
Alissa: Hum.. akhirnya...
Akif: (Akif hairan) Kenapa? Pernahkah kita bertemu atau berkenal?
Alissa: Ya.
Akif: Siapakah awak? (tanya Akif penuh kehairanan)
Alissa: Nama saya Nur Alissa Zakiyyah binti Aziz. Sayalah Alice.
Akif: (terkesima) Subhanallah. Awak dah berubah, saya langsung tak cam awak. Macam mana awak boleh jadi macam ni?
Alissa: Bukankah awak yang meminta sekelumit simpati dari saya?
Akif: Alice...(terharu..)
Alissa: Akif, saya dah jatuh cinta kat awak. Dah lama..
Akif: Sebab?
Alissa: Saya mencintai awak kerana agama yang ada pada awak...
Akif hanya tersenyum.. :)
cinta menurut islam,.
Cinta. Apa itu cinta? Jika kita berbicara tentang cinta, pasti kita tidak terlepas daripada memperkatakan tentang cinta monyet yang menjadi nadi kepada kehidupan muda-mudi masa kini. Malahan kebanyakan cinta seperti ini menjurus kepada pelakunya untuk membuat perkara maksiat tanpa menilai dan memahami erti cinta yang sebenar-benarnya. Cinta bukan sekotor itu.
Apakah maksud atau makna cinta? Cinta sebenarnya merupakan satu fitrah yang ada di dalam hati setiap manusia. Cinta wujud hasil daripada satu perasaan yang halus. Cinta mewujudkan perasaan kasih sayang dan belas kasihan sesama manusia dan makhluk di dunia ini. Tanpa perasaan cinta, seseorang itu akan merasai kekosongan di dalam jiwa mereka.
Cinta yang hanya berpaksikan runtutan fitrah tanpa dicemari oleh hawa syahwat melambangkan kedamaian, keamanan dan ketenangan.
Bagaimanapun, cinta seringkali diperalatkan untuk melepaskan keghairahan nafsu. Maka akan terjadi bermacam perkara yang merosakkan manusia dan membawa kepada kemaksiatan dan kehancuran umat terutama bagi golongan remaja yang terlalu taksub dan asyik dengan cinta tanpa ada penilaian dan pertimbangan akal fikiran yang waras.
Cinta yang hanya berlogikkan nafsu dan syahwat semata-mata hanyalah cinta palsu yang penuh jijik dan hina. Oleh hal yang demikian itu, sebagai remaja, terutamanya remaja mukmin, kita sewajarnya peka terhadap kehadiran cinta di dalam jiwa dengan lebih memahami makna dan erti serta cara yang sesuai untuk menerima dan memberi cinta kepada seseorang. Jangan hanya membuta tuli dan mengikut tuntutan nafsu semata.
Cinta dan permasalahannya telah menjadi perkara serius yang dihadapi oleh umat Islam hari ini. Pertembungan antara cinta hakiki dengan cinta palsu menyebabkan umat Islam menghadapi dilema perasaan yang kronik. Krisis cinta palsu telah menyebabkan umat Islam memusnahkan etika spritual - membunuh solidariti dan menodai sosial sehingga ada yang sanggup membunuh dan membunuh diri akibat daripada tekanan perasaan yang sukar untuk dikawal.
Islam tidak memusuhi cinta. Ini sesuai dengan ciri-ciri Islam sebagai agama yang menepati fitrah manusia. Malah, Islam memandang tinggi persoalan cinta yang tentunya merupakan perasaan dan fitrah yang menjiwai naluri setiap manusia.
Bagaimanapun, cinta di dalam Islam perlulah melalui pelbagai peringkat keutamaannya yang tersendiri seperti:
1. Cinta kepada Allah
Islam meletakkan cinta yang tertinggi dalam kehidupan manusia, iaitu cinta kepada Allah. Tanpa cinta kepada Allah, perlakuan hamba tidak memberi pulangan yang bererti, sedangkan apa yang menjadi tunjang kepada Islam ialah mengenali dan dan mencintai Allah. Dengan cinta akan mendorong manusia untuk mengabdikan diri kepada Allah serta menerbitkan iman yang mantap.
Firman Allah s.w.t:
“... (Walaupun demikian), ada juga di antara manusia yang mengambil selain daripada Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah...” (Surah Al-Baqarah : 165)
2. Cinta kepada Rasulullah s.a.w. dan Para Anbia´
Ketika manusia berada di dalam kegelapan, maka diutuskan pembawa obor yang begitu terang untuk disuluhkan kepada manusia ke arah jalan kebenaran. Pembawa obor tersebut ialah Rasulullah s.a.w.
Maka, menjadi satu kewajipan kepada setiap yang mengaku dirinya sebagai muslim memberikan cintanya kepada Rasulullah dan para anbia´ dengan mengikut segala sifat yang terpuji.
Kerana perasaan kecintaan inilah, para sahabat sanggup bergadai nyawa dan menjadikan tubuh masing-masing sebagai perisai demi mempertahankan Rasulullah s.a.w dalam usaha Baginda untuk menyebarkan agama Islam.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ada disebut:
“Diriwayatkan daripada Anas r.a, katanya: Nabi s.a.w bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan memperoleh kemanisan iman: Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain kedua-duanya, mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya daripada kekafiran itu, sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam neraka.” (Bukhari: no. 15, Muslim no. 60, Tirmizi: no. 2548, Nasaie: no. 4901)
3. Cinta Sesama Mukmin
Perasaan kasih sayang sesama manusia merupakan tunggak utama untuk menyalurkan konsep persaudaraan. Cinta inilah yang mengajar kita supaya mencintai ibu bapa dan keluarga. Selain daripada cinta kepada kedua-dua ibu bapa, Islam juga meletakkan cinta sesama mukmin sebagai syarat kepada sebuah perkumpulan atau jemaah yang layak bersama Rasulullah s.a.w.
Maksud firman Allah s.w.t:
“... Nabi Muhammad (s.a.w) ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaiknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam)...” (Surah Al-Fath: 29)
Inilah yang telah diajar oleh Islam. Maka masyarakat sejagat, malah umat Islam sendiri dapat melihat bahawa betapa agungnya unsur kasih sayang dan cinta yang terdapat di dalam Islam dan begitu jualah agungnya penjagaan Islam sendiri terhadap umatnya supaya tidak mencemarkan kesucian cinta dengan kekotoran nafsu.
Itulah cinta di dalam Islam. Ia haruslah diasaskan di atas dasar keimanan kepada Allah. Alangkah ruginya cinta yang lari dari landasan iman. Lalu akan hanyutlah jiwa-jiwa yang menyedekahkan dirinya untuk diperlakukan oleh ´syaitan cinta´ sewenangnya-wenangnya.
Sesungguhnya cinta sebelum perkahwinan merupakan cinta palsu walaupun dihiasi dengan rayuan manja kerana itu hanya panggilan ke lembah kebinasaan. Masa muda yang dianugerahkan oleh Allah hanyalah sekali berlaku dalam hidup dan tidak berulang lagi untuk kali kedua atau seterusnya.
Maka dalam meniti usia, remaja perlu berhati-hati dengan mainan perasaan walaupun merupakan perkara yang amat sukar dilakukan, apatah lagi semakin dihambat usikan perasaan, semakin ia datang mencengkam. Itulah azam kita untuk melawan nafsu dan alangkah malunya untuk kita tewas dan kita sendiri merelakan diri dibawa oleh arus yang menghancurkan.
Jangan jadikan diri kita sebagai hamba cinta yang hanya berlandaskan nafsu tanpa pertimbangan akal yang waras. Kita seharusnya mengawal perasaan cinta kerana jika terlalu obses terhadap seseorang, manusia biasanya akan hilang kawalan dan tidak dapat menerima hakikat kehilangan, lantas sanggup melakukan sesuatu yang buruk untuk melepaskan perasaan kecewa seperti pembunuhan kejam terhadap Allahyarham Norzi Ayu Md Nor baru-baru ini serta beberapa contoh yang lain.
Apakah maksud atau makna cinta? Cinta sebenarnya merupakan satu fitrah yang ada di dalam hati setiap manusia. Cinta wujud hasil daripada satu perasaan yang halus. Cinta mewujudkan perasaan kasih sayang dan belas kasihan sesama manusia dan makhluk di dunia ini. Tanpa perasaan cinta, seseorang itu akan merasai kekosongan di dalam jiwa mereka.
Cinta yang hanya berpaksikan runtutan fitrah tanpa dicemari oleh hawa syahwat melambangkan kedamaian, keamanan dan ketenangan.
Bagaimanapun, cinta seringkali diperalatkan untuk melepaskan keghairahan nafsu. Maka akan terjadi bermacam perkara yang merosakkan manusia dan membawa kepada kemaksiatan dan kehancuran umat terutama bagi golongan remaja yang terlalu taksub dan asyik dengan cinta tanpa ada penilaian dan pertimbangan akal fikiran yang waras.
Cinta yang hanya berlogikkan nafsu dan syahwat semata-mata hanyalah cinta palsu yang penuh jijik dan hina. Oleh hal yang demikian itu, sebagai remaja, terutamanya remaja mukmin, kita sewajarnya peka terhadap kehadiran cinta di dalam jiwa dengan lebih memahami makna dan erti serta cara yang sesuai untuk menerima dan memberi cinta kepada seseorang. Jangan hanya membuta tuli dan mengikut tuntutan nafsu semata.
Cinta dan permasalahannya telah menjadi perkara serius yang dihadapi oleh umat Islam hari ini. Pertembungan antara cinta hakiki dengan cinta palsu menyebabkan umat Islam menghadapi dilema perasaan yang kronik. Krisis cinta palsu telah menyebabkan umat Islam memusnahkan etika spritual - membunuh solidariti dan menodai sosial sehingga ada yang sanggup membunuh dan membunuh diri akibat daripada tekanan perasaan yang sukar untuk dikawal.
Islam tidak memusuhi cinta. Ini sesuai dengan ciri-ciri Islam sebagai agama yang menepati fitrah manusia. Malah, Islam memandang tinggi persoalan cinta yang tentunya merupakan perasaan dan fitrah yang menjiwai naluri setiap manusia.
Bagaimanapun, cinta di dalam Islam perlulah melalui pelbagai peringkat keutamaannya yang tersendiri seperti:
1. Cinta kepada Allah
Islam meletakkan cinta yang tertinggi dalam kehidupan manusia, iaitu cinta kepada Allah. Tanpa cinta kepada Allah, perlakuan hamba tidak memberi pulangan yang bererti, sedangkan apa yang menjadi tunjang kepada Islam ialah mengenali dan dan mencintai Allah. Dengan cinta akan mendorong manusia untuk mengabdikan diri kepada Allah serta menerbitkan iman yang mantap.
Firman Allah s.w.t:
“... (Walaupun demikian), ada juga di antara manusia yang mengambil selain daripada Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah...” (Surah Al-Baqarah : 165)
2. Cinta kepada Rasulullah s.a.w. dan Para Anbia´
Ketika manusia berada di dalam kegelapan, maka diutuskan pembawa obor yang begitu terang untuk disuluhkan kepada manusia ke arah jalan kebenaran. Pembawa obor tersebut ialah Rasulullah s.a.w.
Maka, menjadi satu kewajipan kepada setiap yang mengaku dirinya sebagai muslim memberikan cintanya kepada Rasulullah dan para anbia´ dengan mengikut segala sifat yang terpuji.
Kerana perasaan kecintaan inilah, para sahabat sanggup bergadai nyawa dan menjadikan tubuh masing-masing sebagai perisai demi mempertahankan Rasulullah s.a.w dalam usaha Baginda untuk menyebarkan agama Islam.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ada disebut:
“Diriwayatkan daripada Anas r.a, katanya: Nabi s.a.w bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan memperoleh kemanisan iman: Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain kedua-duanya, mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya daripada kekafiran itu, sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam neraka.” (Bukhari: no. 15, Muslim no. 60, Tirmizi: no. 2548, Nasaie: no. 4901)
3. Cinta Sesama Mukmin
Perasaan kasih sayang sesama manusia merupakan tunggak utama untuk menyalurkan konsep persaudaraan. Cinta inilah yang mengajar kita supaya mencintai ibu bapa dan keluarga. Selain daripada cinta kepada kedua-dua ibu bapa, Islam juga meletakkan cinta sesama mukmin sebagai syarat kepada sebuah perkumpulan atau jemaah yang layak bersama Rasulullah s.a.w.
Maksud firman Allah s.w.t:
“... Nabi Muhammad (s.a.w) ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaiknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam)...” (Surah Al-Fath: 29)
Inilah yang telah diajar oleh Islam. Maka masyarakat sejagat, malah umat Islam sendiri dapat melihat bahawa betapa agungnya unsur kasih sayang dan cinta yang terdapat di dalam Islam dan begitu jualah agungnya penjagaan Islam sendiri terhadap umatnya supaya tidak mencemarkan kesucian cinta dengan kekotoran nafsu.
Itulah cinta di dalam Islam. Ia haruslah diasaskan di atas dasar keimanan kepada Allah. Alangkah ruginya cinta yang lari dari landasan iman. Lalu akan hanyutlah jiwa-jiwa yang menyedekahkan dirinya untuk diperlakukan oleh ´syaitan cinta´ sewenangnya-wenangnya.
Sesungguhnya cinta sebelum perkahwinan merupakan cinta palsu walaupun dihiasi dengan rayuan manja kerana itu hanya panggilan ke lembah kebinasaan. Masa muda yang dianugerahkan oleh Allah hanyalah sekali berlaku dalam hidup dan tidak berulang lagi untuk kali kedua atau seterusnya.
Maka dalam meniti usia, remaja perlu berhati-hati dengan mainan perasaan walaupun merupakan perkara yang amat sukar dilakukan, apatah lagi semakin dihambat usikan perasaan, semakin ia datang mencengkam. Itulah azam kita untuk melawan nafsu dan alangkah malunya untuk kita tewas dan kita sendiri merelakan diri dibawa oleh arus yang menghancurkan.
Jangan jadikan diri kita sebagai hamba cinta yang hanya berlandaskan nafsu tanpa pertimbangan akal yang waras. Kita seharusnya mengawal perasaan cinta kerana jika terlalu obses terhadap seseorang, manusia biasanya akan hilang kawalan dan tidak dapat menerima hakikat kehilangan, lantas sanggup melakukan sesuatu yang buruk untuk melepaskan perasaan kecewa seperti pembunuhan kejam terhadap Allahyarham Norzi Ayu Md Nor baru-baru ini serta beberapa contoh yang lain.
keindahan islam
ALLAH SWT berfirman yang artinya :
"Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam"
[Ali Imran : 19]
Satu-satunya agama yang Allah akui kebenarannya, kesempurnaannya dan terbaik untuk manusia adalah Islam. Sebab Islam itu ialah agama yang datang dari Allah, sedangkan agama-agama lain adalah bikinan manusia semata-mata. Adakah sama sesuatu yang datang dari Allah dengan sesuatu yang direka oleh manusia ? jauh, jauh sekali bedanya.
Allah adalah pencipta manusia, karena itulah Allah lah yang paling tahu tentang manusia. Oleh karenanya aturan/agama Allah itulah yang paling lengkap dan paling sesuai dengan kejadian semula jadi (fitrah manusia).
Diri manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu fisik, akal dan Roh/hati/jiwa. Roh/hati/jiwa manusia mempunyai perasaan yang Tuhan bekalkan bersamaan dengan lahirnya fisik manusia. Indahnya Islam itu adalah dinul Islamitu sebenarnya sangat sesuai dengan fitrah manusia, dengan kata lain sesuai dengan perasaan manusia. Apa yang hati manusia setuju, itulah yang Allah suruh. Apa yang hati tidak setuju, itulah yang Allah larang.
Kemudian oleh Allah, Rasul diutus untuk membawa perintah untuk membenarkan apa yang ada dalam fitrah manusia, menyuburkan apa yang telah ada. Karena itulah Islam itu indah sebab memberi makanan pada roh. Apa yang roh kehendaki, itu yang dihidangkan oleh Islam. Seperti makanan untuk fisik manusia, kita suka daging, tiba-tiba terhidang daging, betapa indahnya. Kita suka ikan, dihidangkan ikan, betapa indahnya. Tapi ketika kita ingin daging dihidangkan lauk yang kita tidak suka, tidak indah.
Mari kita sebut contoh-contohnya.
1. Yang berhubungan dengan Aqidah.
Manusia sifatnya suka menghambakan diri kepada tuannya yang menolong, melindungi dan yang memperhatikan dirinya. Atau dengan kata lain manusia rela mengabdikan diri kepada siapa yang dicintainya. Kalau kecintaannya itu perempuan maka ia akan menjadi hamba pada perempuan itu. Kalau kecintaannya pada mobil mewah, maka menghambalah ia pada mobil mewah. Kalau cintanya atau pautannya pada nafsu yakni menurut kata nafsu, jadilah ia seorang hamba nafsu.
Tapi aneh, manusia sangat marah kalah dijuluki hamba wanita, hamba mobil atau hamba nafsu. Fitrah menolak sekalipun sikapnya memang betul begitu. Mengapa ? Sebab fitrah manusia ingin menjadi hamba Allah. Dan keinginan menjadi hamba selain Allah itu bukan fitrah. Katakanlah kepada siapa saja tanpa memandang orang kafir atau Islam, "Kamu ini hamba Allah", niscaya ia mengiyakan dan rasa senang dengan kata-kata itu baik di mulut atau di hati. Hal ini adalah karena fitrah manusia telah Allah ciptakan untuk menyembah-Nya dan untuk menghambakan diri kepada-Nya. Lihat firman-Nya :
"Tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku"
[Az-Zaariat : 56]
Allah mau manusia menyembah-Nya dan tidak pada yang lain. Maka dijadikan fitrah manusia itu mempunyai rasa bertuhan dan menghamba diri pada-Nya. Tanyakanlah pada orang-orang yang menyembah Allah atau tidak menyembah Allah, adalah dia ingin menyembah Allah dan suka pada orang-orang yang menyembah Allah. Niscaya mereka menjawab memang suka. Suka pada pekerjaan menyembah Allah dan suka pada orang yang melakukannya. Cuma kalau mereka tidak melakukannya, itu bukan karena benci, atau hati tidak mengakui, tetapi karena nafsu dan syaitan menghalangi dan melalaikan mereka. Mereka tidak kuasa melawan nafsu (yang sifatnya ego), lalu menurutinya. Kalaulah bukan karena nafsu dan syaitan, niscaya manusia ini akan senantiasa merindukan dan membesarkan Tuhannya dan sangat taat pada-Nya. Fitrah roh sudah kenal Allah dan mengaku untuk menyembah-Nya. Di dalam Al-Quran ada menceritakan hakikat ini :
"Allah bertanya kepada roh : "Bukankah Aku Tuhanmu ?" Mereka menjawab : "Betul (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi"
[Al A'raf : 172]
2. Yang berhubungan dengan Syariat.
2.1. Manusia ingin menambah ilmu. Ingin mencari pengalaman dan ingin pandai, dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain. Manusia tidak mau hidup beku, jahil dan miskin papa. Itu adalah fitrah. Semua orang memilikinya walau apa pun juga bangsa dan agamanya. Memang Allah jadikan jiwa manusia begitu kemauannya. Oleh karena itu Allah datangkan agama Islam yang mengajar supaya manusia mengisi tuntutan fitrah itu. Firman Allah :
Katakanlah : "Berjalanlah kamu di muka bumi, kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang yan mendustakan itu."
[Al An'am : 11]
Artinya kita disuruh mengembara untuk mencari pengalaman. Rasulullah SAW bersabda:
"Menuntut ilmu wajib bagi lelaki dan wanita"
(Riwayat Ibnu Abdi Al Barri)
Sabdanya lagi :
"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad"
Begitulah yang dikatakan Islam agama fitrah. Yakni apabila sesuatu itu disukai oleh fitrah maka Islam mendorong atau membenarkannya. Disebabkan Allah yang menjadikan fitrah manusia itu demikian maka Allah pun datangkan cara bagaimana keinginann fitrah itu disalurkan. Tanpa petunjuk dari Allah, nafsulah yang akan memimpin manusia untuk melaksanakan kehendak fitrah itu secara membabi buta. Kesannya akan buruk sekali.
Misalnya apabila ilmu yang dituntut itu ilmu yang haram (ilmu sihir atau ilmu yang tidak dikaitkan dengan tauhid dan jiwa sufi) maka ia akan membawa akibat buruk. Walaupun adakalanya ilmu itu bersumber dari Islam, tetapi tanpa dikaitkan dengan tauhid dan akhlak, ia akan menyebabkan manusia sombong, dengki, bakhil, pemarah, rasuah, dan lain-lain.
Demikian juga halnya kalau mengembara yang tidak dikendalikan oleh syariah atau tidak diniatkan karena Allah atau untuk kebaikan ia akan membawa hasil yang buruk. Sebab itu Islam menurunkan panduan-panduan yang rapi dalam melaksanakan tuntutan fitrah itu.
2.2. Dalam mencari kekayaan yang diinginkan oleh fitrah murni manusia misalnya, Islam tidak melarangnya. Malah Allah mendorong dengan firman-Nya :
"Apabila telah ditunaikan shalat hendaknya kamu bertebaran di muka bumi dan hendaklah kamu cari kurniaan Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak moga-moga kamu dapat kemenangan"
[Al Jumaah : 10]
Nabi SAW bersabda yang artinya :
"Berniagalah karena sembilan puluh persen dari rezeki itu ada dalam perniagaan"
Tapi mencari harta tidaklah boleh dibuat secara sewenang-wenang. Islam mengatur cara-cara yang bersih dari riba, penipuan dan tindas-menindas, karena hal-hal yang buruk itu bertentangan dengan fitrah. Hasilnya tidak untuk berfoya-foya, berjudi atau membekukannya dalam bank, tapi untuk kebaikan seperti membantu fakir miskin, membangun proyek yang memenuhi keperluan masyarakat atau membantu usaha jihad fisabilillah. Hal ini diatur begitu rupa karena ia sesuai dengan fitrah. Sebaliknya apa yang Islam halangi adalah bertentangan dengan fitrah.
2.3. Siapa saja, tanpa melihat apakah orang itu Islam atau yang bukan Islam suka kepada makanan sedap; lelaki suka pada perempuan, perempuan suka pada lelaki; ingin mempunyai badan yang sehat dan pikiran yang waras. Begitulah fitrah manusia. Kalau keinginan fitrah ini tidak tercapai, manusia akan rasa susah dukacita dan gelisah. Allah yang menciptakan manusai sedemikian rupa, tahu cara yang sebaik-baiknya untuk manusia mencapai keinginan-keinginan itu, dan tahu juga cara-cara yang dapat merusakkan manusa dalam usaha mereka mencapai keinginan-keinginan itu. Oleh sebab itu Allah rela menurunkan petunjuk bagaimana keinginan itu bisa dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Islam tidak menghalangi keinginan fitrah tetapi tidak juga terlalu membiarkan keinginan itu dipenuhi secara membabi buta. Makan sedap, misalnya, diperbolehkan dengan syarat Jangan makan makanan yang haram atau berlebihan. Malah, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sunat hukumnya makan daging seminggu sekali.
Demikian juga Islam menunaikan keinginan fitrah manusia untuk menikah. Ia memang dianjurkan oleh Rasulullah SAW :
"Menikah itu adalah Sunnahku, siapa yang benci pada Sunnahku ini bukanlah ia dari umatku"
Hadis lain berbunyi :
"Dua rakaat shalat orang yang menikah lebih baik dari 70 rakaat shalat orang bujang"
Demikianlah indahnya Islam. Dalam usaha mengelakkan masalah dalam perkawinan, maka ditentukan syarat rukunnya yang wajib dipenuhi. Tanpa memenuhi syarat, rumah tangga akan goyang dan tumbang. Islam membenarkan menikah dan mengharamkan zina. Sebab zina akan menzalimi dan menganiaya kaum wanita. Anak hasil perzinaan yang tidak tentu bapaknya ini akan terlunta-lunta hidupnya. Ke mana anak itu akan membawa diri ? Hal ini tidak ada siapapun yang suka. Fitrah menolak. Sebab itulah Allah mengharamkannya karena ia bertentangan dengan fitrah. Bagaimana tidak, seseorang yang berzina itu akan melibatkan baik itu ibu orang atau isteri orang atau anak perempuan orang. Siapa pun akan marah kalau keluarganya yang terlibat. Kalau begitu sanggupkah kita berzina sedangkan kita sendiri tidak suka perkara itu terjadi dalam keluarga kita ?
Dalam Islam ada kaedah :
Tidak mudharat dan tidak memberi mudharat.
Contohnya "
1. Kawin boleh, tapi jangan dengan isteri orang.
2. Kaya boleh, tapi jangan cara mencuri atau menipu uang rakyat.
Tidak ada orang, baik itu Islam atau bukan Islam, yang menganggap zina itu baik. Kalau terjadi juga, itu karena manusia sudah jadi syaitdan dan nafsunya sudah jahat sekali. Namun hati kecilnya tetap menolak; artinya dia senantiasa dalam keadaan melawan hati kecilnya. Orang ini tidak tenang hidupnya. Dia diburu rasa bersalah dan berdosa sepanjang masa.
2.4. Akhlak yang baik, budi pekerti yang mulia yakni berbuat kebaikan sesama manusia sehingga dapat menghibur hati manusa, semua orang suka. Bagi orang yang suka menyakiti hati orang lain sebetulnya dia pun tidak mau orang lain menyakiti hatinya dan suka kalau ia dihibur. Begitulah fitrah. Maka Islam agama fitrah ini datang memerintahkan agar manusia berakhlak baik sesama manusia. Sabda Rasulullah SAW, Sebaik-baik manusia ialah manusia yang paling banyak membuat kebaikan untuk manusia lain.
Dengan itu, siapa saja yang berakhlak buruk dengan sesama manusia, seperti sombong, bakhil, hasad dan lain-lain, berarti dia menentang Allah dan juga menentang fitrahnya. Orang begini bukan saja dimurkai Allah tapi dia membenci dirinya sendiri. Hidupnya tidak akan tenang dunia akhirat.
Kalau manusia saling mengisi fitrah, aman damailah masyarakat. Tapi apa yang terjadi sekarang kita susahkan orang tapi minta orang jangan susahkan kita. Al hasil sengketa semakin merata.
Begitulah uraian tentang indahnya Islam yang sesuai dengan fitrah manusia. Dan siapa yang tidak ikut Islam artinya menentang fitrahnya. Walaupun mereka kaya-raya, mempunyai jabatan tinggi dan banyak ilmu, tidak akan tenang hidup mereka di dunia apalagi di akhirat. Karena bukan saja dia bermusuhan dengan Allah tapi juga bermusuhan dengan dirinya sendiri. Pada lahirnya manusia nampak ia senang-senang tapi hatinya hanya Allah saja yang tahu; kosong, gelisah, tersiksa, serba salah dan mudah marah.
Di Barat hari ini, orang yang kelihatan bijak pandai dan hidup senang dilaporkan banyak yang terkena sakit jiwa. Sehingga jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa melebihi jumlah orang yang masuk ke universtas dan kolej. Di Timur, umat Islam yang sudah rusak imannya karena terlalu menuruti nafsunya sedang menghadapi hal yang sama. Cara hidup yang mereka pilih telah menghantarkan mereka ke lembah masalah dan kesusahan.
Hanya Islam satu-satunya agama yang sistem hidupnya benar dan terbaik untuk diikuti. Yakni kehidupan Sunnah yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin serta semua salafussoleh. Dengan mencontohi mereka, niscaya manusia akan kembali kepada fitrah murninya dan akan bahagia di dunia dan akhirat. Antara ciri-ciri hidup mereka adalah :
1. Beriman dan bertaqwa
2. Beribadah dan berzikir.
3. Berakhlak mulia dengan Allah dan sesama manusia.
4. Berjuang dan berjihad dengan Allah dan sesama manusia.
5. Berkorban pada jalan Allah.
6. Menuntut ilmu dunia dan akhirat untuk melaksanakannya.
7. Bekerja mencari rezeki yang halal, di samping membangunkan tamadun ummah.
8. Taat dan patuh pada Allah, pada Rasul dan pada pemimpin yang taat kepada Allah.
9. Berkasih sayang.
10. Saling membantu dalah kebaikan dan menolak kejahatan.
11. Bermaaf-maafan.
12. Bertenggang rasa di seputar masalah atau di sudut-sudut yang dibolehkan.
"Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam"
[Ali Imran : 19]
Satu-satunya agama yang Allah akui kebenarannya, kesempurnaannya dan terbaik untuk manusia adalah Islam. Sebab Islam itu ialah agama yang datang dari Allah, sedangkan agama-agama lain adalah bikinan manusia semata-mata. Adakah sama sesuatu yang datang dari Allah dengan sesuatu yang direka oleh manusia ? jauh, jauh sekali bedanya.
Allah adalah pencipta manusia, karena itulah Allah lah yang paling tahu tentang manusia. Oleh karenanya aturan/agama Allah itulah yang paling lengkap dan paling sesuai dengan kejadian semula jadi (fitrah manusia).
Diri manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu fisik, akal dan Roh/hati/jiwa. Roh/hati/jiwa manusia mempunyai perasaan yang Tuhan bekalkan bersamaan dengan lahirnya fisik manusia. Indahnya Islam itu adalah dinul Islamitu sebenarnya sangat sesuai dengan fitrah manusia, dengan kata lain sesuai dengan perasaan manusia. Apa yang hati manusia setuju, itulah yang Allah suruh. Apa yang hati tidak setuju, itulah yang Allah larang.
Kemudian oleh Allah, Rasul diutus untuk membawa perintah untuk membenarkan apa yang ada dalam fitrah manusia, menyuburkan apa yang telah ada. Karena itulah Islam itu indah sebab memberi makanan pada roh. Apa yang roh kehendaki, itu yang dihidangkan oleh Islam. Seperti makanan untuk fisik manusia, kita suka daging, tiba-tiba terhidang daging, betapa indahnya. Kita suka ikan, dihidangkan ikan, betapa indahnya. Tapi ketika kita ingin daging dihidangkan lauk yang kita tidak suka, tidak indah.
Mari kita sebut contoh-contohnya.
1. Yang berhubungan dengan Aqidah.
Manusia sifatnya suka menghambakan diri kepada tuannya yang menolong, melindungi dan yang memperhatikan dirinya. Atau dengan kata lain manusia rela mengabdikan diri kepada siapa yang dicintainya. Kalau kecintaannya itu perempuan maka ia akan menjadi hamba pada perempuan itu. Kalau kecintaannya pada mobil mewah, maka menghambalah ia pada mobil mewah. Kalau cintanya atau pautannya pada nafsu yakni menurut kata nafsu, jadilah ia seorang hamba nafsu.
Tapi aneh, manusia sangat marah kalah dijuluki hamba wanita, hamba mobil atau hamba nafsu. Fitrah menolak sekalipun sikapnya memang betul begitu. Mengapa ? Sebab fitrah manusia ingin menjadi hamba Allah. Dan keinginan menjadi hamba selain Allah itu bukan fitrah. Katakanlah kepada siapa saja tanpa memandang orang kafir atau Islam, "Kamu ini hamba Allah", niscaya ia mengiyakan dan rasa senang dengan kata-kata itu baik di mulut atau di hati. Hal ini adalah karena fitrah manusia telah Allah ciptakan untuk menyembah-Nya dan untuk menghambakan diri kepada-Nya. Lihat firman-Nya :
"Tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku"
[Az-Zaariat : 56]
Allah mau manusia menyembah-Nya dan tidak pada yang lain. Maka dijadikan fitrah manusia itu mempunyai rasa bertuhan dan menghamba diri pada-Nya. Tanyakanlah pada orang-orang yang menyembah Allah atau tidak menyembah Allah, adalah dia ingin menyembah Allah dan suka pada orang-orang yang menyembah Allah. Niscaya mereka menjawab memang suka. Suka pada pekerjaan menyembah Allah dan suka pada orang yang melakukannya. Cuma kalau mereka tidak melakukannya, itu bukan karena benci, atau hati tidak mengakui, tetapi karena nafsu dan syaitan menghalangi dan melalaikan mereka. Mereka tidak kuasa melawan nafsu (yang sifatnya ego), lalu menurutinya. Kalaulah bukan karena nafsu dan syaitan, niscaya manusia ini akan senantiasa merindukan dan membesarkan Tuhannya dan sangat taat pada-Nya. Fitrah roh sudah kenal Allah dan mengaku untuk menyembah-Nya. Di dalam Al-Quran ada menceritakan hakikat ini :
"Allah bertanya kepada roh : "Bukankah Aku Tuhanmu ?" Mereka menjawab : "Betul (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi"
[Al A'raf : 172]
2. Yang berhubungan dengan Syariat.
2.1. Manusia ingin menambah ilmu. Ingin mencari pengalaman dan ingin pandai, dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain. Manusia tidak mau hidup beku, jahil dan miskin papa. Itu adalah fitrah. Semua orang memilikinya walau apa pun juga bangsa dan agamanya. Memang Allah jadikan jiwa manusia begitu kemauannya. Oleh karena itu Allah datangkan agama Islam yang mengajar supaya manusia mengisi tuntutan fitrah itu. Firman Allah :
Katakanlah : "Berjalanlah kamu di muka bumi, kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang yan mendustakan itu."
[Al An'am : 11]
Artinya kita disuruh mengembara untuk mencari pengalaman. Rasulullah SAW bersabda:
"Menuntut ilmu wajib bagi lelaki dan wanita"
(Riwayat Ibnu Abdi Al Barri)
Sabdanya lagi :
"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad"
Begitulah yang dikatakan Islam agama fitrah. Yakni apabila sesuatu itu disukai oleh fitrah maka Islam mendorong atau membenarkannya. Disebabkan Allah yang menjadikan fitrah manusia itu demikian maka Allah pun datangkan cara bagaimana keinginann fitrah itu disalurkan. Tanpa petunjuk dari Allah, nafsulah yang akan memimpin manusia untuk melaksanakan kehendak fitrah itu secara membabi buta. Kesannya akan buruk sekali.
Misalnya apabila ilmu yang dituntut itu ilmu yang haram (ilmu sihir atau ilmu yang tidak dikaitkan dengan tauhid dan jiwa sufi) maka ia akan membawa akibat buruk. Walaupun adakalanya ilmu itu bersumber dari Islam, tetapi tanpa dikaitkan dengan tauhid dan akhlak, ia akan menyebabkan manusia sombong, dengki, bakhil, pemarah, rasuah, dan lain-lain.
Demikian juga halnya kalau mengembara yang tidak dikendalikan oleh syariah atau tidak diniatkan karena Allah atau untuk kebaikan ia akan membawa hasil yang buruk. Sebab itu Islam menurunkan panduan-panduan yang rapi dalam melaksanakan tuntutan fitrah itu.
2.2. Dalam mencari kekayaan yang diinginkan oleh fitrah murni manusia misalnya, Islam tidak melarangnya. Malah Allah mendorong dengan firman-Nya :
"Apabila telah ditunaikan shalat hendaknya kamu bertebaran di muka bumi dan hendaklah kamu cari kurniaan Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak moga-moga kamu dapat kemenangan"
[Al Jumaah : 10]
Nabi SAW bersabda yang artinya :
"Berniagalah karena sembilan puluh persen dari rezeki itu ada dalam perniagaan"
Tapi mencari harta tidaklah boleh dibuat secara sewenang-wenang. Islam mengatur cara-cara yang bersih dari riba, penipuan dan tindas-menindas, karena hal-hal yang buruk itu bertentangan dengan fitrah. Hasilnya tidak untuk berfoya-foya, berjudi atau membekukannya dalam bank, tapi untuk kebaikan seperti membantu fakir miskin, membangun proyek yang memenuhi keperluan masyarakat atau membantu usaha jihad fisabilillah. Hal ini diatur begitu rupa karena ia sesuai dengan fitrah. Sebaliknya apa yang Islam halangi adalah bertentangan dengan fitrah.
2.3. Siapa saja, tanpa melihat apakah orang itu Islam atau yang bukan Islam suka kepada makanan sedap; lelaki suka pada perempuan, perempuan suka pada lelaki; ingin mempunyai badan yang sehat dan pikiran yang waras. Begitulah fitrah manusia. Kalau keinginan fitrah ini tidak tercapai, manusia akan rasa susah dukacita dan gelisah. Allah yang menciptakan manusai sedemikian rupa, tahu cara yang sebaik-baiknya untuk manusia mencapai keinginan-keinginan itu, dan tahu juga cara-cara yang dapat merusakkan manusa dalam usaha mereka mencapai keinginan-keinginan itu. Oleh sebab itu Allah rela menurunkan petunjuk bagaimana keinginan itu bisa dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Islam tidak menghalangi keinginan fitrah tetapi tidak juga terlalu membiarkan keinginan itu dipenuhi secara membabi buta. Makan sedap, misalnya, diperbolehkan dengan syarat Jangan makan makanan yang haram atau berlebihan. Malah, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sunat hukumnya makan daging seminggu sekali.
Demikian juga Islam menunaikan keinginan fitrah manusia untuk menikah. Ia memang dianjurkan oleh Rasulullah SAW :
"Menikah itu adalah Sunnahku, siapa yang benci pada Sunnahku ini bukanlah ia dari umatku"
Hadis lain berbunyi :
"Dua rakaat shalat orang yang menikah lebih baik dari 70 rakaat shalat orang bujang"
Demikianlah indahnya Islam. Dalam usaha mengelakkan masalah dalam perkawinan, maka ditentukan syarat rukunnya yang wajib dipenuhi. Tanpa memenuhi syarat, rumah tangga akan goyang dan tumbang. Islam membenarkan menikah dan mengharamkan zina. Sebab zina akan menzalimi dan menganiaya kaum wanita. Anak hasil perzinaan yang tidak tentu bapaknya ini akan terlunta-lunta hidupnya. Ke mana anak itu akan membawa diri ? Hal ini tidak ada siapapun yang suka. Fitrah menolak. Sebab itulah Allah mengharamkannya karena ia bertentangan dengan fitrah. Bagaimana tidak, seseorang yang berzina itu akan melibatkan baik itu ibu orang atau isteri orang atau anak perempuan orang. Siapa pun akan marah kalau keluarganya yang terlibat. Kalau begitu sanggupkah kita berzina sedangkan kita sendiri tidak suka perkara itu terjadi dalam keluarga kita ?
Dalam Islam ada kaedah :
Tidak mudharat dan tidak memberi mudharat.
Contohnya "
1. Kawin boleh, tapi jangan dengan isteri orang.
2. Kaya boleh, tapi jangan cara mencuri atau menipu uang rakyat.
Tidak ada orang, baik itu Islam atau bukan Islam, yang menganggap zina itu baik. Kalau terjadi juga, itu karena manusia sudah jadi syaitdan dan nafsunya sudah jahat sekali. Namun hati kecilnya tetap menolak; artinya dia senantiasa dalam keadaan melawan hati kecilnya. Orang ini tidak tenang hidupnya. Dia diburu rasa bersalah dan berdosa sepanjang masa.
2.4. Akhlak yang baik, budi pekerti yang mulia yakni berbuat kebaikan sesama manusia sehingga dapat menghibur hati manusa, semua orang suka. Bagi orang yang suka menyakiti hati orang lain sebetulnya dia pun tidak mau orang lain menyakiti hatinya dan suka kalau ia dihibur. Begitulah fitrah. Maka Islam agama fitrah ini datang memerintahkan agar manusia berakhlak baik sesama manusia. Sabda Rasulullah SAW, Sebaik-baik manusia ialah manusia yang paling banyak membuat kebaikan untuk manusia lain.
Dengan itu, siapa saja yang berakhlak buruk dengan sesama manusia, seperti sombong, bakhil, hasad dan lain-lain, berarti dia menentang Allah dan juga menentang fitrahnya. Orang begini bukan saja dimurkai Allah tapi dia membenci dirinya sendiri. Hidupnya tidak akan tenang dunia akhirat.
Kalau manusia saling mengisi fitrah, aman damailah masyarakat. Tapi apa yang terjadi sekarang kita susahkan orang tapi minta orang jangan susahkan kita. Al hasil sengketa semakin merata.
Begitulah uraian tentang indahnya Islam yang sesuai dengan fitrah manusia. Dan siapa yang tidak ikut Islam artinya menentang fitrahnya. Walaupun mereka kaya-raya, mempunyai jabatan tinggi dan banyak ilmu, tidak akan tenang hidup mereka di dunia apalagi di akhirat. Karena bukan saja dia bermusuhan dengan Allah tapi juga bermusuhan dengan dirinya sendiri. Pada lahirnya manusia nampak ia senang-senang tapi hatinya hanya Allah saja yang tahu; kosong, gelisah, tersiksa, serba salah dan mudah marah.
Di Barat hari ini, orang yang kelihatan bijak pandai dan hidup senang dilaporkan banyak yang terkena sakit jiwa. Sehingga jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa melebihi jumlah orang yang masuk ke universtas dan kolej. Di Timur, umat Islam yang sudah rusak imannya karena terlalu menuruti nafsunya sedang menghadapi hal yang sama. Cara hidup yang mereka pilih telah menghantarkan mereka ke lembah masalah dan kesusahan.
Hanya Islam satu-satunya agama yang sistem hidupnya benar dan terbaik untuk diikuti. Yakni kehidupan Sunnah yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin serta semua salafussoleh. Dengan mencontohi mereka, niscaya manusia akan kembali kepada fitrah murninya dan akan bahagia di dunia dan akhirat. Antara ciri-ciri hidup mereka adalah :
1. Beriman dan bertaqwa
2. Beribadah dan berzikir.
3. Berakhlak mulia dengan Allah dan sesama manusia.
4. Berjuang dan berjihad dengan Allah dan sesama manusia.
5. Berkorban pada jalan Allah.
6. Menuntut ilmu dunia dan akhirat untuk melaksanakannya.
7. Bekerja mencari rezeki yang halal, di samping membangunkan tamadun ummah.
8. Taat dan patuh pada Allah, pada Rasul dan pada pemimpin yang taat kepada Allah.
9. Berkasih sayang.
10. Saling membantu dalah kebaikan dan menolak kejahatan.
11. Bermaaf-maafan.
12. Bertenggang rasa di seputar masalah atau di sudut-sudut yang dibolehkan.
persahabatan,..
dalam hidup nyh x lengkap asenye kalu tanpa teman disisi,..
slah satu yg sentiasa menyinari khidupan nyh ialah kwn2 kita,..
bagi ina dlm melayari bahtera persahabatan mmg bnyk yg dpt kita pelajari,..
terutamanye erti menghargai dan dihargai,. selain 2 nilai kesabaran,. erti setia kawan,. pengorbanan,.. dan mcm2 lg,..
bkn mudah nk jadi seorang kawan yg baik,.. tp x mustahil,..
mmg kita perlu usha untk jd yg terbaik,.
syg sngt kalu kta x menghargai persahabatan yg telah terjalin,.
sesungguhnya jika kita mencintai saudara kita Allah akn sentiasa mengasihi kita,.
rugilah kalu kita mempersia-siakn nya,..
untuk semua kwan2,..
kalu ada yg tersalah ina mohon maap,..
slah satu yg sentiasa menyinari khidupan nyh ialah kwn2 kita,..
bagi ina dlm melayari bahtera persahabatan mmg bnyk yg dpt kita pelajari,..
terutamanye erti menghargai dan dihargai,. selain 2 nilai kesabaran,. erti setia kawan,. pengorbanan,.. dan mcm2 lg,..
bkn mudah nk jadi seorang kawan yg baik,.. tp x mustahil,..
mmg kita perlu usha untk jd yg terbaik,.
syg sngt kalu kta x menghargai persahabatan yg telah terjalin,.
sesungguhnya jika kita mencintai saudara kita Allah akn sentiasa mengasihi kita,.
rugilah kalu kita mempersia-siakn nya,..
untuk semua kwan2,..
kalu ada yg tersalah ina mohon maap,..
asalamualaikum,..
hari pertama ini mulakan blog kedua ina,..
hurm,.. tujuan ina buat blog nyh untuk nk berkongsi cerita n pengalaman ina dlm kehidupan nyh,..
sekarang cuti sekolah,.. so ina leyh abiskn lg bnyk msa pda blog nyh,.. insyaAllah,..
:)
hurm,.. tujuan ina buat blog nyh untuk nk berkongsi cerita n pengalaman ina dlm kehidupan nyh,..
sekarang cuti sekolah,.. so ina leyh abiskn lg bnyk msa pda blog nyh,.. insyaAllah,..
:)
Subscribe to:
Posts (Atom)