Monday, November 22, 2010

SYAHID SELEPAS MENGUCAPKAN SYAHADAH

Suatu ketika tatkala Rasulullah S.A.W sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui baginda. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah S.A.W. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinay sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Nabi S.A.W, menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Nabi S.A.W. Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.
Nabi S.A.W menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira., tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad S.A.W. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.

"Untuk apa ikut ke mari ya Amar !" Demikian tanya orang yang heran melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalau mengikut saja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi."
Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasul S.A.W, maka baginda pun bersabda,, "Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Nabi S.A.W berkata kaum Muslimin, "Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah."

"Jika kamu tidak tahu orangnya." Kata Abu Hurairah r.a lagi, lalu ia pun menyambung, ujarnya, "Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit."
Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Nabi S.A.W . Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah iaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Nabi S.A.W menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini.

KISAH NABI IBRAHIM A.S


Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."
Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.

Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.

Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.

Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? "

Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah
Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah

Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan
hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."

Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.

Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun".

Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya

Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan.
Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.

Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."

Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala

Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya

Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang usanglah yang mrk kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mrk warisi.

Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yang mrk anggap sebagai keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta.

" Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."
Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.

Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.

Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk.
Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."

Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya."

Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup

Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.

Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.
Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."

Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.

Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, karena hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dengan kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.

Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.

Sejarah Hidup Muhammad

DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA
Perawakan dan sifat-sifat Muhammad - Penduduk Mekah
   membangun Ka'bah - Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad
   - Pemikir-pemikir Quraisy dan paganisma - Putera-puteri
   Muhammad - Kematian putera-puterinya - Perkawinan
   putera-puterinya - Kecenderungan Muhammad menyendiri -
   Menjauhi dosa ke Gua Hira'- Mimpi Hakiki - Wahyu
   pertama.

DENGAN duapuluh ekor unta  muda  sebagai  mas  kawin  Muhammad
melangsungkan  perkawinannya itu dengan Khadijah. Ia pindah ke
rumah  Khadijah  dalam  memulai  hidup  barunya   itu,   hidup
suami-isteri  dan  ibu-bapa,  saling  mencintai  cinta sebagai
pemuda berumur duapuluh lima tahun. Ia  tidak  mengenal  nafsu
muda yang tak terkendalikan, juga ia tidak mengenal cinta buta
yang dimulai  seolah  nyala  api  yang  melonjak-lonjak  untuk
kemudian  padam  kembali.  Dari  perkawinannya  itu ia beroleh
beberapa orang anak, laki-laki dan perempuan.  Kematian  kedua
anaknya,  al-Qasim  dan  Abdullah  at-Tahir  at-Tayyib1  telah
menimbulkan rasa duka yang dalam sekali. Anak-anak yang  masih
hidup   semua   perempuan.   Bijaksana   sekali   ia  terhadap
anak-anaknya dan sangat lemah-lembut. Merekapun  sangat  setia
dan hormat kepadanya.

Paras  mukanya  manis  dan  indah,  Perawakannya sedang, tidak
terlampau tinggi, juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang
besar,  berambut  hitam  sekali  antara  keriting  dan  lurus.
Dahinya lebar dan rata di atas  sepasang  alis  yang  lengkung
lebat  dan  bertaut,  sepasang  matanya  lebar  dan  hitam, di
tepi-tepi putih matanya agak ke  merah-merahan,  tampak  lebih
menarik  dan  kuat:  pandangan matanya tajam, dengan bulu-mata
yang hitam-pekat. Hidungnya halus dan  merata  dengan  barisan
gigi  yang  bercelah-celah.  Cambangnya lebar sekali, berleher
panjang dan  indah.  Dadanya  lebar  dengan  kedua  bahu  yang
bidang.  Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak
tangan dan kakinya yang tebal.

Bila  berjalan  badannya  agak  condong   kedepan,   melangkah
cepat-cepat  dan  pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan
penuh  pikiran,  pandangan  matanya  menunjukkan   kewibawaan,
membuat orang patuh kepadanya.

Dengan  sifatnya  yang  demikian itu tidak heran bila Khadijah
cinta dan patuh kepadanya, dan tidak  pula  mengherankan  bila
Muhammad  dibebaskan  mengurus  hartanya  dan dia sendiri yang
memegangnya  seperti  keadaannya  semula   dan   membiarkannya
menggunakan waktu untuk berpikir dan berenung.

Muhammad  yang telah mendapat kurnia Tuhan dalam perkawinannya
dengan Khadijah itu berada dalam  kedudukan  yang  tinggi  dan
harta  yang  cukup. Seluruh penduduk Mekah memandangnya dengan
rasa gembira dan hormat. Mereka  melihat  karunia  Tuhan  yang
diberikan  kepadanya  serta  harapan akan membawa turunan yang
baik  dengan  Khadijah.  Tetapi  semua  itu  tidak  mengurangi
pergaulannya  dengan  mereka.  Dalam  hidup  hari-hari  dengan
mereka partisipasinya tetap seperti sediakala. Bahkan ia lebih
dihormati  lagi  di  tengah-tengah  mereka  itu. Sifatnya yang
sangat  rendah  hati  lebih  kentara  lagi.  Bila   ada   yang
mengajaknya  bicara  ia  mendengarkan  hati-hati  sekali tanpa
menoleh kepada orang lain. Tidak saja mendengarkan kepada yang
mengajaknya  bicara,  bahkan  ia rnemutarkan seluruh badannya.
Bicaranya sedikit sekali, lebih banyak ia  mendengarkan.  Bila
bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu iapun
tidak melupakan ikut membuat humor  dan  bersenda-gurau,  tapi
yang  dikatakannya  itu  selalu  yang  sebenarnya.  Kadang  ia
tertawa sampai terlihat gerahamnya. Bila ia marah tidak pernah
sampai  tampak  kemarahannya,  hanya  antara  kedua  keningnya
tampak sedikit berkeringat. Ini  disebabkan  ia  menahan  rasa
amarah  dan tidak mau menampakkannya keluar. Semua itu terbawa
oleh kodratnya yang selalu lapang dada,  berkemauan  baik  dan
menghargai  orang  lain.  Bijaksana  ia,  murah hati dan mudah
bergaul. Tapi  juga  ia  mempunyai  tujuan  pasti,  berkemauan
keras,   tegas  dan  tak  pernah  ragu-ragu  dalam  tujuannya.
Sifat-sifat   demikian   ini   berpadu   dalam   dirinya   dan
meninggalkan  pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang
bergaul dengan dia.  Bagi  orang  yang  melihatnya  tiba-tiba,
sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang bergaul
dengan dia akan timbul rasa cinta kepadanya.

Alangkah  besarnya  pengaruh   yang   terjalin   dalam   hidup
kasih-sayang  antara  dia  dengan Khadijah sebagai isteri yang
sungguh setia itu.

Pergaulan Muhammad dengan penduduk Mekah tidak terputus,  juga
partisipasinya  dalam  kehidupan  masyarakat  hari-hari.  Pada
waktu itu masyarakat sedang sibuk karena bencana banjir  besar
yang   turun   dari  gunung,  pernah  menimpa  dan  meretakkan
dinding-dinding Ka'bah yang memang sudah rapuk. Sebelum itupun
pihak  Quraisy  memang  sudah memikirkannya. Tempat yang tidak
beratap itu menjadi sasaran  pencuri  mengambil  barang-barang
berharga  di  dalamnya. Hanya saja Quraisy merasa takut; kalau
bangunannya  diperkuat,  pintunya   ditinggikan   dan   diberi
beratap,  dewa  Ka'bah  yang  suci itu akan menurunkan bencana
kepada  mereka.  Sepanjang  zaman  Jahiliah   keadaan   mereka
diliputi   oleh   pelbagai   macam   legenda   yang  mengancam
barangsiapa yang berani mengadakan sesuatu  perubahan.  Dengan
demikian perbuatan itu dianggap tidak umum.

Tetapi  sesudah mengalami bencana banjir tindakan demikian itu
adalah suatu keharusan, walaupun masih serba  takut-takut  dan
ragu-ragu.  Suatu  peristiwa  kebetulan  telah  terjadi sebuah
kapal milik seorang pedagang Rumawi bernama Baqum2 yang datang
dari  Mesir  terhempas di laut dan pecah. Sebenarnya Baqum ini
seorang  ahli  bangunan   yang   mengetahui   juga   soal-soal
perdagangan.   Sesudah   Quraisy   mengetahui  hal  ini,  maka
berangkatlah al-Walid bin'l-Mughira dengan beberapa orang dari
Quraisy  ke  Jidah.  Kapal itu dibelinya dari pemiliknya, yang
sekalian diajaknya berunding supaya sama-sama datang ke  Mekah
guna   membantu   mereka   membangun   Ka'bah  kembali.  Baqum
menyetujui permintaan itu. Pada waktu itu di Mekah ada seorang
Kopti yang mempunyai keahlian sebagai tukang kayu. Persetujuan
tercapai bahwa diapun akan  bekerja  dengan  mendapat  bantuan
Baqum.

Sudut-sudut  Ka'bah  itu oleh Quraisy dibagi empat bagian tiap
kabilah mendapat satu sudut yang harus dirombak  dan  dibangun
kembali.  Sebelum  bertindak  melakukan  perombakan itu mereka
masih  ragu-ragu,  kuatir  akan  mendapat  bencana.   Kemudian
al-Walid   bin'l-Mughira   tampil   ke  depan  dengan  sedikit
takut-takut. Setelah ia berdoa kepada  dewa-dewanya  mulai  ia
merombak   bagian   sudut   selatan.3   Tinggal   lagi   orang
menunggu-nunggu apa yang akan dilakukan Tuhan  nanti  terhadap
al-Walid.  Tetapi  setelah  ternyata  sampai  pagi tak terjadi
apa-apa, merekapun  ramai-ramai  merombaknya  dan  memindahkan
batu-batu yang ada. Dan Muhammad ikut pula membawa batu itu.

Setelah mereka berusaha membongkar batu hijau yang terdapat di
situ  dengan  pacul  tidak  berhasil,  dibiarkannya  batu  itu
sebagai fondasi bangunan. Dan gunung-gunung sekitar tempat itu
sekarang  orang-orang  Quraisy  mulai  mengangkuti   batu-batu
granit  berwarna  biru,  dan  pembangunanpun  segera  dimulai.
Sesudah bangunan itu setinggi orang berdiri dan  tiba  saatnya
meletakkan  Hajar  Aswad yang disucikan di tempatnya semula di
sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan  Quraisy,
siapa  yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu
di tempatnya. Demikian memuncaknya perselisihan  itu  sehingga
hampir   saja   timbul   perang  saudara  karenanya.  Keluarga
Abd'd-Dar  dan  keluarga  'Adi  bersepakat  takkan  membiarkan
kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar
ini. Untuk itu  mereka  mengangkat  sumpah  bersama.  Keluarga
Abd'd-Dar  membawa  sebuah  baki  berisi  darah. Tangan mereka
dimasukkan ke dalam baki itu guna  memperkuat  sumpah  mereka.
Karena  itu  lalu  diberi  nama  La'aqat'd-Dam, yakni 'jilatan
darah.'

Abu Umayya bin'l-Mughira dari Banu Makhzum, adalah orang  yang
tertua  di  antara  mereka,  dihormati  dan  dipatuhi. Setelah
melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:

"Serahkanlah putusan kamu ini di  tangan  orang  yang  pertama
sekali memasuki pintu Shafa ini."

Tatkala  mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki
tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin; kami dapat menerima
keputusannya."

Lalu   mereka  menceritakan  peristiwa  itu  kepadanya.  Iapun
mendengarkan  dan  sudah  melihat  di   mata   mereka   betapa
berkobarnya  api  permusuhan  itu.  Ia berpikir sebentar, lalu
katanya:  "Kemarikan  sehelai  kain,"  katanya.  Setelah  kain
dibawakan   dihamparkannya   dan   diambilnya  batu  itu  lalu
diletakkannya  dengan  tangannya  sendiri,  kemudian  katanya;
"Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini."

Mereka  bersama-sama  membawa kain tersebut ke tempat batu itu
akan diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain
dan  meletakkannya  di tempatnya. Dengan demikian perselisihan
itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan.

Quraisy  menyelesaikan   bangunan   Ka'bah   sampai   setinggi
delapanbelas  hasta  (±  11 meter), dan ditinggikan dari tanah
sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau  melarang
orang  masuk.  Di  dalam  itu mereka membuat enam batang tiang
dalam dua deretan dan di sudut barat  sebelah  dalam  dipasang
sebuah  tangga  naik  sampai  ke teras di atas lalu meletakkan
Hubal  di  dalam  Ka'bah.  Juga  di  tempat   itu   diletakkan
barang-barang  berharga  lainnya,  yang  sebelum  dibangun dan
diberi beratap menjadi sasaran pencurian.

Mengenai umur Muhammad waktu  membina  Ka'bah  dan  memberikan
keputusannya   tentang  batu  itu,  masih  terdapat  perbedaan
pendapat. Ada yang mengatakan berumur duapuluh lima tahun. Ibn
Ishaq berpendapat umurnya tigapuluh lima tahun. Kedua pendapat
itu baik yang pertama atau yang kemudian, sama saja; tapi yang
jelas  cepatnya  Quraisy menerima ketentuan orang yang pertama
memasuki pintu Shafa,  disusul  dengan  tindakannya  mengambil
batu  dan  diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain
dan diletakkan di tempatnya dalam Ka'bah,  menunjukkan  betapa
tingginya  kedudukannya dimata penduduk Mekah, betapa besarnya
penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar.

Adanya   pertentangan   antar-kabilah,   adanya   persepakatan
La'aqat'd-Dam   ('Jilatan  Darah'),  dan  menyerahkan  putusan
kepada barangsiapa mula-mula memasuki pintu Shafa, menunjukkan
bahwa kekuasaan di Mekah sebenarnya sudah jatuh.

Kekuasaan   yang   dulu   ada   pada   Qushayy,   Hasyim   dan
Abd'l-Muttalib   sekarang   sudah   tak   ada   lagi.   Adanya
pertentangan  kekuasaan  antara  keluarga  Hasyim dan keluarga
Umayya   sesudah   matinya   Abd'l-Muttalib    besar    sekali
pengaruhnya.

Dengan jatuhnya kekuasaan demikian itu sudah wajar sekali akan
membawa akibat buruk terhadap Mekah, kalau saja  tidak  karena
adanya  rasa  kudus dalam hati semua orang Arab terhadap Rumah
Purba itu. Dan jatuhnya kekuasaan itupun membawa akibat secara
wajar  pula,  yakni  menambah  adanya kemerdekaan berpikir dan
kebebasan  menyatakan  pendapat,  dan  menimbulkan  keberanian
pihak  Yahudi  dan  kaum Nasrani mencela orang-orang Arab yang
masih menyembah berhala itu - suatu hal yang tidak akan berani
mereka  lakukan  sewaktu masih ada kekuasaan. Hal ini berakhir
dengan  hilangnya  pemujaan  berhala-berhala  itu  dalam  hati
penduduk  Mekah  dan  orang-orang  Quraisy  sendiri,  meskipun
pemuka-pemuka dan pemimpin-pemimpin Mekah masih memperlihatkan
adanya pemujaan dan penyembahan demikian itu. Sikap mereka ini
sebenamya berasalan sekali; sebab mereka melihat, bahwa  agama
yang  berlaku  itu  adalah  salah  satu alat yang akan menjaga
ketertiban  serta  menghindarkan  adanya  kekacauan  berpikir.
Dengan  adanya  penyembahan-penyembahan  berhala dalam Ka'bah,
ini merupakan jaminan bagi Mekah sebagai pusat  keagamaan  dan
perdagangan.   Dan   memang  demikianlah  sebenarnya,  dibalik
kedudukan  ini  Mekah  dapat  juga  menikmati  kemakmuran  dan
hubungan  dagangnya.  Akan  tetapi  itu  tidak  akan  mengubah
hilangnya pemujaan berhala-berhala dalam hati penduduk Mekah.

Ada beberapa keterangan yang  menyebutkan,  bahwa  pada  suatu
hari  masyarakat  Quraisy sedang berkumpul di Nakhla merayakan
berhala  'Uzza;  empat  orang  di  antara   mereka   diam-diam
meninggalkan  upacara  itu.  Mereka  itu  ialah: Zaid b. 'Amr,
Usman bin'l-Huwairith, 'Ubaidullah  b.  Jahsy  dan  Waraqa  b.
Naufal.

Mereka  satu sama lain berkata: "Ketahuilah bahwa masyarakatmu
ini tidak punya tujuan; mereka dalam  kesesatan.  Apa  artinya
kita  mengelilingi  batu  itu: memdengar tidak, melihat tidak,
merugikan tidak,  menguntungkanpun  juga  tidak.  Hanya  darah
korban  yang  mengalir  di  atas  batu  itu.  Saudara-saudara,
marilah kita mencari agama lain, bukan ini."

Dari antara mereka itu kemudian Waraqa menganut agama Nasrani.
Konon  katanya  dia  yang menyalin Kitab Injil ke dalam bahasa
Arab. 'Ubaidullah b. Jahsy  masih  tetap  kabur  pendiriannya.
Kemudian  masuk  Islam dan ikut hijrah ke Abisinia. Di sana ia
pindah menganut agama Nasrani sampai matinya. Tetapi isterinya
-  Umm  Habiba  bint  Abi  Sufyan  - tetap dalam Islam, sampai
kemudian  ia   menjadi   salah   seorang   isteri   Nabi   dan
Umm'l-Mu'minin.

Zaid  b.  'Amr  malah pergi meninggalkan isteri dan al-Khattab
pamannya. Ia menjelajahi Syam dan Irak, kemudian kembali lagi.
Tetapi  dia  tidak  mau menganut salah satu agama, baik Yahudi
atau Nasrani. Juga dia meninggalkan  agama  masyarakatnya  dan
menjauhi  berhala.  Dialah  yang  berkata, sambil bersandar ke
dinding Ka'bah: "Ya Allah, kalau aku mengetahui,  dengan  cara
bagaimana  yang  lebih  Kausukai  aku  menyembahMu, tentu akan
kulakukan. Tetapi aku tidak me ngetahuinya."

Usman bin'l-Huwairith, yang masih berkerabat dengan  Khadijah,
pergi  ke  Rumawi Timur dan memeluk agama Nasrani. Ia mendapat
kedudukan yang baik pada Kaisar Rumawi itu.  Disebutkan  juga,
bahwa  ia  mengharapkan  Mekah  akan berada di bawah kekuasaan
Rumawi dan dia berambisi  ingin  menjadi  Gubernurnya.  Tetapi
penduduk  Mekah  mengusirnya. Ia pergi minta perlindungan Banu
Ghassan di Syam. Ia bermaksud memotong perdagangan  ke  Mekah.
Tetapi  hadiah-hadiah  penduduk  Mekah sampai juga kepada Banu
Ghassan. Akhirnya ia mati di tempat itu karena diracun.

Selama bertahun-tahun  Muhammad  tetap  bersama-sama  penduduk
Mekah  dalam  kehidupan  masyarakat  sehari-hari. Ia menemukan
dalam diri Khadijah teladan wanita terbaik; wanita yang  subur
dan  penuh  kasih,  menyerahkan seluruh dirinya kepadanya, dan
telah melahirkan anak-anak seperti: al-Qasim dan Abdullah yang
dijuluki  at-Tahir  dan at-Tayyib, serta puteri-puteri seperti
Zainab, Ruqayya, Umm Kulthum dan Fatimah. Tentang al-Qasim dan
Abdullah tidak banyak yang diketahui, kecuali disebutkan bahwa
mereka mati kecil pada zaman Jahiliah dan tak ada meninggalkan
sesuatu  yang  patut  dicatat.  Tetapi yang pasti kematian itu
meninggalkan bekas yang dalam pada orangtua  mereka.  Demikian
juga pada diri Khadijah terasa sangat memedihkan hatinya.

Pada  tiap  kematian  itu  dalam zaman Jahiliah tentu Khadijah
pergi menghadap sang berhala menanyakannya: kenapa  berhalanya
itu tidak memberikan kasih-sayangnya, kenapa berhala itu tidak
melimpahkan rasa kasihan, sehingga  dia  mendapat  kemalangan,
ditimpa   kesedihan  berulang-ulang!?  Perasaan  sedih  karena
kematian  anak  demikian  sudah  tentu  dirasakan  juga   oleh
suaminya.  Rasa  sedih  ini selalu melecut hatinya, yang hidup
terbayang pada istennya, terlihat setiap ia  pulang  ke  rumah
duduk-duduk di sampingnya

Tidak begitu sulit bagi kita akan menduga betapa dalamnya rasa
sedih  demikian  itu,  pada  suatu  zaman   yang   membenarkan
anak-anak  perempuan dikubur hidup-hidup dan menjaga keturunan
laki-laki sama dengan menjaga suatu  keharusan  hidup,  bahkan
lebih  lagi  dan  itu.  Cukuplah  jadi  contoh betapa besarnya
kesedihan itu, Muhammad tak dapat menahan diri atas kehilangan
tersebut,   sehingga   ketika   Zaid  b.  Haritha  didatangkan
dimintanya   kepada   Khadijah   supaya   dibelinya   kemudian
dimerdekakannya.   Waktu   itu   orang  menyebutnya  Zaid  bin
Muhammad.  Keadaan  ini  tetap  demikian  hingga  akhirnya  ia
menjadi  pengikut  dan sahabatnya yang terpilih. Juga Muhammad
merasa sedih sekali ketika kemudian anaknya, Ibrahim meninggal
pula.   Kesedihan  demikian  ini  timbul  juga  sesudah  Islam
mengharamkan  menguburkan  anak  perempuan  hidup-hidup,   dan
sesudah  menentukan  bahwa  sorga berada di bawah telapak kaki
ibu.

Sudah tentu malapetaka yang menimpa Muhammad  dengan  kematian
kedua   anaknya   berpengaruh   juga   dalam   kehidupan   dan
pemikirannya.  Sudah  tentu  pula  pikiran  dan   perhatiannya
tertuju  pada  kemalangan  yang  datang  satu  demi  satu  itu
menimpa,  yang  oleh  Khadijah  dilakukan  dengan   membawakan
sesajen  buat  berhala-berhala dalam Ka'bah, menyembelih hewan
buat Hubal, Lat, 'Uzza dan Manat, ketiga yang terakhir.4

Ia  ingn  menebus  bencana  kesedihan  yang  menimpanya.  Akan
tetapi,   semua  kurban-kurban  dan  penyembelihan  itu  tidak
berguna sama sekali.

Terhadap anak-anaknya yang perempuan juga Muhammad  memberikan
perhatian,  dengan  mengawinkan mereka kepada yang dianggapnya
memenuhi syarat (kufu'). Zainab yang sulung dikawinkan  dengan
Abu'l-'Ash  bin'r-Rabi' b.'Abd Syams - ibunya masih bersaudara
dengan Khadijah -  seorang  pemuda  yang  dihargai  masyarakat
karena   kejujuran  dan  suksesnya  dalam  dunia  perdagangan.
Perkawinan  ini  serasi  juga,  sekalipun   kemudian   sesudah
datangnya  Islam  -  ketika  Zainab  akan  hijrah dan Mekah ke
Medinah - mereka terpisah, seperti yang akan kita lihat  lebih
terperinci  nanti.  Ruqayya  dan Umm Kulthum dikawinkan dengan
'Utba dan 'Utaiba anak-anak Abu Lahab, pamannya. Kedua  isteri
ini sesudah Islam terpisah dari suami mereka, karena Abu Lahab
menyuruh kedua anaknya itu  menceraikan  isteri  mereka,  yang
kemudian berturut-turut menjadi isteri Usman.5

Ketika  itu  Fatimah  masih kecil dan perkawinannya dengan Ali
baru sesudah datangnya Islam.
 

****

hurm,.. kadang2 kita pon x pham apa yg sedang berlaku sekarang,.. dan mungkin dgn keadaan kita skang akn menganggu kehidupan org lain,.. maap,.. mungkin 2 bkn niat yg sebenar,..
memang benar persaan nyh mmg sukar nk ditafsirkn,. hanya org2 yg tertentu sja yg mmpu memahaminya,.. dan untk memahami seseorg bkn mudah,.. mengambil msa dan perlukan kesabaran,.. mampu kita?
kehidupan nyh mmg mencabar,.. tiap yg kita lakukan ada cabaran, da baik n bruknye,..
so kita kena bersedia untk time kedua2 nya,.
contohnya dlm perhubungan,..
bla dah mencintai seseorg,.. harus beringat bahawa jgn sesekali meletakkn cinta manusia melebihi cinta Allah,..
cinta nyh bnyk sngt tafsirnya,.
tp pa yg pasti ia nya satu perasaan yg boleh dianggap anugerah terindah dri Allah kpd hambanya,.
cinta mmg bahagia tp berisiko untk derita,.. so kna pndai kwalnya,..
cinta kpd Allah, cinta kpd keluarga, cinta pda sahabat, cinta pda alam, cinta pda seseorg, cinta pada nikmat Allah,.. dan mcm2 lg,.. semua 2 perlukan pengorbanan yg besar,..
pa pon idop ttp harus diteruskan!
so jg sesekali giv up! ^_^

Sunday, November 21, 2010

~ya, sy jatuh cinta kat awk bkn krn Allah @ kecantikan awak, harta awak.. saya jatuh cinta disebabkan Syaitan......~

Alkisah. Seorang lelaki A datang berjumpa dengan seorang perempuan. Perempuan yang paling 'hot' di kampusnya, kerana memiliki rupa paras yang fotogeniklah katakan, cantik, menawan dan yang paling orang suka dia ni seksi dan berada. Tapi sayang, dia bkn muslim.

Saya malas mau tulis panjang lebar. So, dialog ringkas sajalah(tak juga ringkas nie). Tapi sebelum tu, biar saya bagi tau korang ciri-ciri lelaki A tu. Lelaki A merupakan anak seorang Dato' entahlah Dato' apa. Saya pun tak berapa tau. Yang penting mamat ni kaya, kacak, bergaya. Nak gi kampus pon pakai kereta mewah, dah tu ada drebar pulak. Fuih, sape tengok, melopong je lah.

Alice: Apasal awak datang nak jumpa saya?
Lelaki A: Saya dah jatuh cinta kat awak.
Alice:(memandang lelaki itu dengan sinis) sebab?
Lelaki A:  Kerana awak cantik. Sesiapa yang memandang awak sekilas pasti tak puas. Sudikah awak jadi gf saya?
Alice: Tapi..
Lelaki A: Jangan risau Alice. Saya ada segala-galanya. Harta..kebahagiaan..dan apa je awak mintak, saya boleh bagi.
Alice: Maafkan saya, saya ada kuliah. (perempuan itu sengaja membuat dalih)

Seminggu kemudian. Perempuan 'hot' nie di datangi seorang lelaki lagi. Lelaki B. Yang ni, penampilan dia agak islamik'. Pakai baju Melayu siap bersongkok pulak tu. Tapi, hati dia kita tak taukan. Apa-apa pun, kenalah bersangka baik.

Alice: Ha, ada apa erk?
Lelaki B: Assalamualaikum. (ucap lelaki tu lembut)
Alice:(agak terkedu seketika) Waalaikumsalam. Kenapa awak datang nak jumpa saya?
Lelaki B: Saya...saya...
Alice: Kenapa? cakaplah..
Lelaki B: Saya jatuh cinta kat awak..
Alice: sebab?
 Lelaki B: Perlukah bersebab?
Alice: Ya. Sebab saya tak pernah kenal awak, tau2 awak dah jatuh cinta..
Lelaki B: Baiklah, saya cintakan awak kerana Allah telah ciptakan perasaan cinta dalam hati saya untuk awak.
Alice: Owh. (Perempuan itu melihat jam tangannya) Maaflah, saya ada study group. Lain kali kita borak lagi.

Maka tertinggallah lelaki B keseorangan tanpa jawapan dari sang gadis itu.

Seminggu yang seterusnya, perempuan itu didatangi oleh seorang lagi lelaki. Lelaki C. Kali ini, lelaki C berpenampilan biasa dan sederhana saja. Wajahnya juga tidaklah sekacak mana namun ada sesuatu pada wajah itu. Entahlah apa. Perempuan itu mengulum senyuman manis untuk lelaki itu kerana dia pasti bahawa lelaki ini pasti akan bercakap benda yang sama.
  

Alice: Saya tau kenapa awak datang nak jumpa saya..
Lelaki C: (Termangu seketika) Awak dah tau?
Alice: Why not? Awak cintakan saya?
Lelaki C: Ya, saya menyintai awak.
Alice: (tersenyum sinis) Well, kenapa pulak? Sebab Allah telah menghadirkan perasaan cinta kat dalam hati awak untuk saya?
Lelaki C: (hanya mampu tunduk)
Alice: Kenapa diam? atau..awak jatuh cinta di sebabkan rupa saya..atau saya ni seksi..atau..saya ni anak orang berada..
Lelaki C: Demi Allah, semua itu tak betul.(Lelaki C berubah menjadi tegas). Ya, memang benar saya jatuh cinta kat awak tetapi bukan kerana Allah atau kerana kecantikan awak, harta awak.. saya jatuh cinta disebabkan Syaitan Durjana. Syaitan yang mendorong saya untuk mengejar awak. Kemana saja awak jalan, mata saya akan mengekori awak. Tatkala rambut ikal awak terbang ditiup angin, saya rasa perasaan saya kacau.Wajah cantik awak sentiasa datang bermain di jiwa saya pada hal saya tak menginginkannya. Saya rasa rimas dengan perasaan saya. Saya semakin hanyut. Semakin terleka.
Alice: (terkedu) Apa awak nak?
Lelaki C: Saya tak mahukan apa-apa. Mungkin hanya sekelumit simpati. Hanya kalau awak sudi. Maafkan saya, saya mohon untuk berlalu.
Alice: Nanti dulu, siapa nama awak? Macam mana saya nak tolong awak?
Lelaki C: Nama saya, ah, tak layak saya nak beritahunya kat awak. Sesungguhnya nama yang saya pinjam ini sungguh mulia. Saya pasti awak tau apa nak dibuat. Maafkan saya, saya tak sanggup nak berlama-lama di sini.. Syaitan itu sentiasa membisikkan perkara yang jahat ke telinga manusia. Salamu'alaikum.

Alice hanya melihat langkah lelaki itu tanpa sepatah kata.

Dua tahun kemudian.

Akif merehatkan dirinya di pelantar rumah sambil menghirup udara segar pagi. Tiba-tiba dia disapa oleh ibunya.

Ibu: Akif, ibu teringin nak tengok Akif berumah tangga. Akif tak de ke pilihan hati Akif sendiri?
Akif: Entahlah ibu. Susah kita nak mencari pasangan yang betul2 berdiri di atas landasan yang teguh.
Ibu: Akif, ibu faham. Memang susah nak cari orang yang seperti itu, kalau ada pun, nisbahnya kecil. Manusia makin hanyut ditelan arus dunia. Semakin moden, semakin lupa tanggungjawab kita sebagai muslim. Tapi Akif, kita juga boleh menjadi pengubah.
Akif: Ibu.. Akif faham. Insya Allah ibu, Akif akan cari seorang perempuan..jika dia tak seperti yang Akif harapkan, Akif yang akan membentuk dia, mengubah dia. Akif akan cuba laksanakan permintaan ibu.
Ibu: (tersenyum) Akif, ibu rasa, ibu sudah berkenan dengan seorang gadis ini. Dia baik dan manis juga orangnya. Pekerjaannya juga mulia. dia bekerja sebagai seorang guru di sekolah menengah agama. Ibu dah berbual-bual dengan ibu bapanya. Baik sungguh mereka itu.
Akif: Siapa dia ibu? siapa nama dia?
Ibu: Nur Alissa Zakiyyah...

Seminggu sebelum hari pertunangan. Waktu itu, Akif berada di rumah Nur Alissa Zakiyyah. Baru kali pertama Akif ke sana. Rumah yang dijejakinya ini sungguh besar dan luas. Halamannya juga menarik bersama landskap yang begitu teratur. Bunga-bungaannya memukau mata. Suasana agak hingar-bingar. Ibu Akif berada di dalam rumah mungkin sedang sibuk membantu mereka yang lain menyiapkan juadah makan tengah hari bersama.

Akif berjalan menuju ke suatu sudut di halaman itu namun langkahnya terhenti apabila terlihat seorang gadis bertudung hijau lembut sambil mengenakan pakaian baju kurung..entahlah baju kurung jenis apa yang penting ianya gubahan moden seiring mengikut zaman. Gadis itu seperti pernah dilihatnya di dalam sekeping gambar. Gambar yang diberi ibunya. Mungkinkah itu bakal tunangnya?

Akif memberanikan diri untuk menyapa gadis itu.

Akif: Assalamu'alaikum.
Alissa: Wa'alaikumsalam. (Alissa tersenyum lantas membelakangi Akif)
Akif: Awakkah Nur Alissa Zakiyyah??
Alissa: Dan awak pula Akif Rahmankan?(soal Alissa tanpa menjawab pertanyaan Akif terlebih dahulu)
Akif: ya. Akif Rahman Bin Razaq. Awak belum jawab soalan saya..
Alissa: Hum.. akhirnya...
Akif: (Akif hairan) Kenapa? Pernahkah kita bertemu atau berkenal?
Alissa: Ya.
Akif: Siapakah awak? (tanya Akif penuh kehairanan)
Alissa: Nama saya Nur Alissa Zakiyyah binti Aziz. Sayalah Alice.
Akif: (terkesima) Subhanallah. Awak dah berubah, saya langsung tak cam awak. Macam mana awak boleh jadi macam ni?
Alissa: Bukankah awak yang meminta sekelumit simpati dari saya?
Akif: Alice...(terharu..)
Alissa: Akif, saya dah jatuh cinta kat awak. Dah lama..
Akif: Sebab?
Alissa: Saya mencintai awak kerana agama yang ada pada awak...

Akif hanya tersenyum.. :)

cinta menurut islam,.

Cinta. Apa itu cinta? Jika kita berbicara tentang cinta, pasti kita tidak terlepas daripada memperkatakan tentang cinta monyet yang menjadi nadi kepada kehidupan muda-mudi masa kini. Malahan kebanyakan cinta seperti ini menjurus kepada pelakunya untuk membuat perkara maksiat tanpa menilai dan memahami erti cinta yang sebenar-benarnya. Cinta bukan sekotor itu.

Apakah maksud atau makna cinta? Cinta sebenarnya merupakan satu fitrah yang ada di dalam hati setiap manusia. Cinta wujud hasil daripada satu perasaan yang halus. Cinta mewujudkan perasaan kasih sayang dan belas kasihan sesama manusia dan makhluk di dunia ini. Tanpa perasaan cinta, seseorang itu akan merasai kekosongan di dalam jiwa mereka.

Cinta yang hanya berpaksikan runtutan fitrah tanpa dicemari oleh hawa syahwat melambangkan kedamaian, keamanan dan ketenangan.

Bagaimanapun, cinta seringkali diperalatkan untuk melepaskan keghairahan nafsu. Maka akan terjadi bermacam perkara yang merosakkan manusia dan membawa kepada kemaksiatan dan kehancuran umat terutama bagi golongan remaja yang terlalu taksub dan asyik dengan cinta tanpa ada penilaian dan pertimbangan akal fikiran yang waras.

Cinta yang hanya berlogikkan nafsu dan syahwat semata-mata hanyalah cinta palsu yang penuh jijik dan hina. Oleh hal yang demikian itu, sebagai remaja, terutamanya remaja mukmin, kita sewajarnya peka terhadap kehadiran cinta di dalam jiwa dengan lebih memahami makna dan erti serta cara yang sesuai untuk menerima dan memberi cinta kepada seseorang. Jangan hanya membuta tuli dan mengikut tuntutan nafsu semata.

Cinta dan permasalahannya telah menjadi perkara serius yang dihadapi oleh umat Islam hari ini. Pertembungan antara cinta hakiki dengan cinta palsu menyebabkan umat Islam menghadapi dilema perasaan yang kronik. Krisis cinta palsu telah menyebabkan umat Islam memusnahkan etika spritual - membunuh solidariti dan menodai sosial sehingga ada yang sanggup membunuh dan membunuh diri akibat daripada tekanan perasaan yang sukar untuk dikawal.

Islam tidak memusuhi cinta. Ini sesuai dengan ciri-ciri Islam sebagai agama yang menepati fitrah manusia. Malah, Islam memandang tinggi persoalan cinta yang tentunya merupakan perasaan dan fitrah yang menjiwai naluri setiap manusia.

Bagaimanapun, cinta di dalam Islam perlulah melalui pelbagai peringkat keutamaannya yang tersendiri seperti:

1. Cinta kepada Allah

Islam meletakkan cinta yang tertinggi dalam kehidupan manusia, iaitu cinta kepada Allah. Tanpa cinta kepada Allah, perlakuan hamba tidak memberi pulangan yang bererti, sedangkan apa yang menjadi tunjang kepada Islam ialah mengenali dan dan mencintai Allah. Dengan cinta akan mendorong manusia untuk mengabdikan diri kepada Allah serta menerbitkan iman yang mantap.

Firman Allah s.w.t:
“... (Walaupun demikian), ada juga di antara manusia yang mengambil selain daripada Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah...” (Surah Al-Baqarah : 165)

2. Cinta kepada Rasulullah s.a.w. dan Para Anbia´

Ketika manusia berada di dalam kegelapan, maka diutuskan pembawa obor yang begitu terang untuk disuluhkan kepada manusia ke arah jalan kebenaran. Pembawa obor tersebut ialah Rasulullah s.a.w.

Maka, menjadi satu kewajipan kepada setiap yang mengaku dirinya sebagai muslim memberikan cintanya kepada Rasulullah dan para anbia´ dengan mengikut segala sifat yang terpuji.

Kerana perasaan kecintaan inilah, para sahabat sanggup bergadai nyawa dan menjadikan tubuh masing-masing sebagai perisai demi mempertahankan Rasulullah s.a.w dalam usaha Baginda untuk menyebarkan agama Islam.

Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ada disebut:

“Diriwayatkan daripada Anas r.a, katanya: Nabi s.a.w bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan memperoleh kemanisan iman: Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain kedua-duanya, mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya daripada kekafiran itu, sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam neraka.” (Bukhari: no. 15, Muslim no. 60, Tirmizi: no. 2548, Nasaie: no. 4901)

3. Cinta Sesama Mukmin

Perasaan kasih sayang sesama manusia merupakan tunggak utama untuk menyalurkan konsep persaudaraan. Cinta inilah yang mengajar kita supaya mencintai ibu bapa dan keluarga. Selain daripada cinta kepada kedua-dua ibu bapa, Islam juga meletakkan cinta sesama mukmin sebagai syarat kepada sebuah perkumpulan atau jemaah yang layak bersama Rasulullah s.a.w.

Maksud firman Allah s.w.t:
“... Nabi Muhammad (s.a.w) ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaiknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam)...” (Surah Al-Fath: 29)

Inilah yang telah diajar oleh Islam. Maka masyarakat sejagat, malah umat Islam sendiri dapat melihat bahawa betapa agungnya unsur kasih sayang dan cinta yang terdapat di dalam Islam dan begitu jualah agungnya penjagaan Islam sendiri terhadap umatnya supaya tidak mencemarkan kesucian cinta dengan kekotoran nafsu.

Itulah cinta di dalam Islam. Ia haruslah diasaskan di atas dasar keimanan kepada Allah. Alangkah ruginya cinta yang lari dari landasan iman. Lalu akan hanyutlah jiwa-jiwa yang menyedekahkan dirinya untuk diperlakukan oleh ´syaitan cinta´ sewenangnya-wenangnya.

Sesungguhnya cinta sebelum perkahwinan merupakan cinta palsu walaupun dihiasi dengan rayuan manja kerana itu hanya panggilan ke lembah kebinasaan. Masa muda yang dianugerahkan oleh Allah hanyalah sekali berlaku dalam hidup dan tidak berulang lagi untuk kali kedua atau seterusnya.

Maka dalam meniti usia, remaja perlu berhati-hati dengan mainan perasaan walaupun merupakan perkara yang amat sukar dilakukan, apatah lagi semakin dihambat usikan perasaan, semakin ia datang mencengkam. Itulah azam kita untuk melawan nafsu dan alangkah malunya untuk kita tewas dan kita sendiri merelakan diri dibawa oleh arus yang menghancurkan.

Jangan jadikan diri kita sebagai hamba cinta yang hanya berlandaskan nafsu tanpa pertimbangan akal yang waras. Kita seharusnya mengawal perasaan cinta kerana jika terlalu obses terhadap seseorang, manusia biasanya akan hilang kawalan dan tidak dapat menerima hakikat kehilangan, lantas sanggup melakukan sesuatu yang buruk untuk melepaskan perasaan kecewa seperti pembunuhan kejam terhadap Allahyarham Norzi Ayu Md Nor baru-baru ini serta beberapa contoh yang lain.

keindahan islam

ALLAH SWT berfirman yang artinya :
"Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam"
[Ali Imran : 19]
Satu-satunya agama yang Allah akui kebenarannya, kesempurnaannya dan terbaik untuk manusia adalah Islam. Sebab Islam itu ialah agama yang datang dari Allah, sedangkan agama-agama lain adalah bikinan manusia semata-mata. Adakah sama sesuatu yang datang dari Allah dengan sesuatu yang direka oleh manusia ? jauh, jauh sekali bedanya.
Allah adalah pencipta manusia, karena itulah Allah lah yang paling tahu tentang manusia. Oleh karenanya aturan/agama Allah itulah yang paling lengkap dan paling sesuai dengan kejadian semula jadi (fitrah manusia).
Diri manusia terdiri dari 3 unsur, yaitu fisik, akal dan Roh/hati/jiwa. Roh/hati/jiwa manusia mempunyai perasaan yang Tuhan bekalkan bersamaan dengan lahirnya fisik manusia. Indahnya Islam itu adalah dinul Islamitu sebenarnya sangat sesuai dengan fitrah manusia, dengan kata lain sesuai dengan perasaan manusia. Apa yang hati manusia setuju, itulah yang Allah suruh. Apa yang hati tidak setuju, itulah yang Allah larang.
Kemudian oleh Allah, Rasul diutus untuk membawa perintah untuk membenarkan apa yang ada dalam fitrah manusia, menyuburkan apa yang telah ada. Karena itulah Islam itu indah sebab memberi makanan pada roh. Apa yang roh kehendaki, itu yang dihidangkan oleh Islam. Seperti makanan untuk fisik manusia, kita suka daging, tiba-tiba terhidang daging, betapa indahnya. Kita suka ikan, dihidangkan ikan, betapa indahnya. Tapi ketika kita ingin daging dihidangkan lauk yang kita tidak suka, tidak indah.
Mari kita sebut contoh-contohnya.
1. Yang berhubungan dengan Aqidah.
Manusia sifatnya suka menghambakan diri kepada tuannya yang menolong, melindungi dan yang memperhatikan dirinya. Atau dengan kata lain manusia rela mengabdikan diri kepada siapa yang dicintainya. Kalau kecintaannya itu perempuan maka ia akan menjadi hamba pada perempuan itu. Kalau kecintaannya pada mobil mewah, maka menghambalah ia pada mobil mewah. Kalau cintanya atau pautannya pada nafsu yakni menurut kata nafsu, jadilah ia seorang hamba nafsu.
Tapi aneh, manusia sangat marah kalah dijuluki hamba wanita, hamba mobil atau hamba nafsu. Fitrah menolak sekalipun sikapnya memang betul begitu. Mengapa ? Sebab fitrah manusia ingin menjadi hamba Allah. Dan keinginan menjadi hamba selain Allah itu bukan fitrah. Katakanlah kepada siapa saja tanpa memandang orang kafir atau Islam, "Kamu ini hamba Allah", niscaya ia mengiyakan dan rasa senang dengan kata-kata itu baik di mulut atau di hati. Hal ini adalah karena fitrah manusia telah Allah ciptakan untuk menyembah-Nya dan untuk menghambakan diri kepada-Nya. Lihat firman-Nya :
"Tidak aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku"
[Az-Zaariat : 56]
Allah mau manusia menyembah-Nya dan tidak pada yang lain. Maka dijadikan fitrah manusia itu mempunyai rasa bertuhan dan menghamba diri pada-Nya. Tanyakanlah pada orang-orang yang menyembah Allah atau tidak menyembah Allah, adalah dia ingin menyembah Allah dan suka pada orang-orang yang menyembah Allah. Niscaya mereka menjawab memang suka. Suka pada pekerjaan menyembah Allah dan suka pada orang yang melakukannya. Cuma kalau mereka tidak melakukannya, itu bukan karena benci, atau hati tidak mengakui, tetapi karena nafsu dan syaitan menghalangi dan melalaikan mereka. Mereka tidak kuasa melawan nafsu (yang sifatnya ego), lalu menurutinya. Kalaulah bukan karena nafsu dan syaitan, niscaya manusia ini akan senantiasa merindukan dan membesarkan Tuhannya dan sangat taat pada-Nya. Fitrah roh sudah kenal Allah dan mengaku untuk menyembah-Nya. Di dalam Al-Quran ada menceritakan hakikat ini :
"Allah bertanya kepada roh : "Bukankah Aku Tuhanmu ?" Mereka menjawab : "Betul (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi"
[Al A'raf : 172]
2. Yang berhubungan dengan Syariat.
2.1. Manusia ingin menambah ilmu. Ingin mencari pengalaman dan ingin pandai, dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain. Manusia tidak mau hidup beku, jahil dan miskin papa. Itu adalah fitrah. Semua orang memilikinya walau apa pun juga bangsa dan agamanya. Memang Allah jadikan jiwa manusia begitu kemauannya. Oleh karena itu Allah datangkan agama Islam yang mengajar supaya manusia mengisi tuntutan fitrah itu. Firman Allah :
Katakanlah : "Berjalanlah kamu di muka bumi, kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang yan mendustakan itu."
[Al An'am : 11]
Artinya kita disuruh mengembara untuk mencari pengalaman. Rasulullah SAW bersabda:
"Menuntut ilmu wajib bagi lelaki dan wanita"
(Riwayat Ibnu Abdi Al Barri)
Sabdanya lagi :
"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad"
Begitulah yang dikatakan Islam agama fitrah. Yakni apabila sesuatu itu disukai oleh fitrah maka Islam mendorong atau membenarkannya. Disebabkan Allah yang menjadikan fitrah manusia itu demikian maka Allah pun datangkan cara bagaimana keinginann fitrah itu disalurkan. Tanpa petunjuk dari Allah, nafsulah yang akan memimpin manusia untuk melaksanakan kehendak fitrah itu secara membabi buta. Kesannya akan buruk sekali.
Misalnya apabila ilmu yang dituntut itu ilmu yang haram (ilmu sihir atau ilmu yang tidak dikaitkan dengan tauhid dan jiwa sufi) maka ia akan membawa akibat buruk. Walaupun adakalanya ilmu itu bersumber dari Islam, tetapi tanpa dikaitkan dengan tauhid dan akhlak, ia akan menyebabkan manusia sombong, dengki, bakhil, pemarah, rasuah, dan lain-lain.
Demikian juga halnya kalau mengembara yang tidak dikendalikan oleh syariah atau tidak diniatkan karena Allah atau untuk kebaikan ia akan membawa hasil yang buruk. Sebab itu Islam menurunkan panduan-panduan yang rapi dalam melaksanakan tuntutan fitrah itu.
2.2. Dalam mencari kekayaan yang diinginkan oleh fitrah murni manusia misalnya, Islam tidak melarangnya. Malah Allah mendorong dengan firman-Nya :
"Apabila telah ditunaikan shalat hendaknya kamu bertebaran di muka bumi dan hendaklah kamu cari kurniaan Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak moga-moga kamu dapat kemenangan"
[Al Jumaah : 10]
Nabi SAW bersabda yang artinya :
"Berniagalah karena sembilan puluh persen dari rezeki itu ada dalam perniagaan"
Tapi mencari harta tidaklah boleh dibuat secara sewenang-wenang. Islam mengatur cara-cara yang bersih dari riba, penipuan dan tindas-menindas, karena hal-hal yang buruk itu bertentangan dengan fitrah. Hasilnya tidak untuk berfoya-foya, berjudi atau membekukannya dalam bank, tapi untuk kebaikan seperti membantu fakir miskin, membangun proyek yang memenuhi keperluan masyarakat atau membantu usaha jihad fisabilillah. Hal ini diatur begitu rupa karena ia sesuai dengan fitrah. Sebaliknya apa yang Islam halangi adalah bertentangan dengan fitrah.
2.3. Siapa saja, tanpa melihat apakah orang itu Islam atau yang bukan Islam suka kepada makanan sedap; lelaki suka pada perempuan, perempuan suka pada lelaki; ingin mempunyai badan yang sehat dan pikiran yang waras. Begitulah fitrah manusia. Kalau keinginan fitrah ini tidak tercapai, manusia akan rasa susah dukacita dan gelisah. Allah yang menciptakan manusai sedemikian rupa, tahu cara yang sebaik-baiknya untuk manusia mencapai keinginan-keinginan itu, dan tahu juga cara-cara yang dapat merusakkan manusa dalam usaha mereka mencapai keinginan-keinginan itu. Oleh sebab itu Allah rela menurunkan petunjuk bagaimana keinginan itu bisa dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Islam tidak menghalangi keinginan fitrah tetapi tidak juga terlalu membiarkan keinginan itu dipenuhi secara membabi buta. Makan sedap, misalnya, diperbolehkan dengan syarat Jangan makan makanan yang haram atau berlebihan. Malah, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sunat hukumnya makan daging seminggu sekali.
Demikian juga Islam menunaikan keinginan fitrah manusia untuk menikah. Ia memang dianjurkan oleh Rasulullah SAW :
"Menikah itu adalah Sunnahku, siapa yang benci pada Sunnahku ini bukanlah ia dari umatku"
Hadis lain berbunyi :
"Dua rakaat shalat orang yang menikah lebih baik dari 70 rakaat shalat orang bujang"
Demikianlah indahnya Islam. Dalam usaha mengelakkan masalah dalam perkawinan, maka ditentukan syarat rukunnya yang wajib dipenuhi. Tanpa memenuhi syarat, rumah tangga akan goyang dan tumbang. Islam membenarkan menikah dan mengharamkan zina. Sebab zina akan menzalimi dan menganiaya kaum wanita. Anak hasil perzinaan yang tidak tentu bapaknya ini akan terlunta-lunta hidupnya. Ke mana anak itu akan membawa diri ? Hal ini tidak ada siapapun yang suka. Fitrah menolak. Sebab itulah Allah mengharamkannya karena ia bertentangan dengan fitrah. Bagaimana tidak, seseorang yang berzina itu akan melibatkan baik itu ibu orang atau isteri orang atau anak perempuan orang. Siapa pun akan marah kalau keluarganya yang terlibat. Kalau begitu sanggupkah kita berzina sedangkan kita sendiri tidak suka perkara itu terjadi dalam keluarga kita ?
Dalam Islam ada kaedah :
Tidak mudharat dan tidak memberi mudharat.
Contohnya "
1. Kawin boleh, tapi jangan dengan isteri orang.
2. Kaya boleh, tapi jangan cara mencuri atau menipu uang rakyat.
Tidak ada orang, baik itu Islam atau bukan Islam, yang menganggap zina itu baik. Kalau terjadi juga, itu karena manusia sudah jadi syaitdan dan nafsunya sudah jahat sekali. Namun hati kecilnya tetap menolak; artinya dia senantiasa dalam keadaan melawan hati kecilnya. Orang ini tidak tenang hidupnya. Dia diburu rasa bersalah dan berdosa sepanjang masa.
2.4. Akhlak yang baik, budi pekerti yang mulia yakni berbuat kebaikan sesama manusia sehingga dapat menghibur hati manusa, semua orang suka. Bagi orang yang suka menyakiti hati orang lain sebetulnya dia pun tidak mau orang lain menyakiti hatinya dan suka kalau ia dihibur. Begitulah fitrah. Maka Islam agama fitrah ini datang memerintahkan agar manusia berakhlak baik sesama manusia. Sabda Rasulullah SAW, Sebaik-baik manusia ialah manusia yang paling banyak membuat kebaikan untuk manusia lain.
Dengan itu, siapa saja yang berakhlak buruk dengan sesama manusia, seperti sombong, bakhil, hasad dan lain-lain, berarti dia menentang Allah dan juga menentang fitrahnya. Orang begini bukan saja dimurkai Allah tapi dia membenci dirinya sendiri. Hidupnya tidak akan tenang dunia akhirat.
Kalau manusia saling mengisi fitrah, aman damailah masyarakat. Tapi apa yang terjadi sekarang kita susahkan orang tapi minta orang jangan susahkan kita. Al hasil sengketa semakin merata.
Begitulah uraian tentang indahnya Islam yang sesuai dengan fitrah manusia. Dan siapa yang tidak ikut Islam artinya menentang fitrahnya. Walaupun mereka kaya-raya, mempunyai jabatan tinggi dan banyak ilmu, tidak akan tenang hidup mereka di dunia apalagi di akhirat. Karena bukan saja dia bermusuhan dengan Allah tapi juga bermusuhan dengan dirinya sendiri. Pada lahirnya manusia nampak ia senang-senang tapi hatinya hanya Allah saja yang tahu; kosong, gelisah, tersiksa, serba salah dan mudah marah.
Di Barat hari ini, orang yang kelihatan bijak pandai dan hidup senang dilaporkan banyak yang terkena sakit jiwa. Sehingga jumlah orang yang masuk rumah sakit jiwa melebihi jumlah orang yang masuk ke universtas dan kolej. Di Timur, umat Islam yang sudah rusak imannya karena terlalu menuruti nafsunya sedang menghadapi hal yang sama. Cara hidup yang mereka pilih telah menghantarkan mereka ke lembah masalah dan kesusahan.
Hanya Islam satu-satunya agama yang sistem hidupnya benar dan terbaik untuk diikuti. Yakni kehidupan Sunnah yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin serta semua salafussoleh. Dengan mencontohi mereka, niscaya manusia akan kembali kepada fitrah murninya dan akan bahagia di dunia dan akhirat. Antara ciri-ciri hidup mereka adalah :
1. Beriman dan bertaqwa
2. Beribadah dan berzikir.
3. Berakhlak mulia dengan Allah dan sesama manusia.
4. Berjuang dan berjihad dengan Allah dan sesama manusia.
5. Berkorban pada jalan Allah.
6. Menuntut ilmu dunia dan akhirat untuk melaksanakannya.
7. Bekerja mencari rezeki yang halal, di samping membangunkan tamadun ummah.
8. Taat dan patuh pada Allah, pada Rasul dan pada pemimpin yang taat kepada Allah.
9. Berkasih sayang.
10. Saling membantu dalah kebaikan dan menolak kejahatan.
11. Bermaaf-maafan.
12. Bertenggang rasa di seputar masalah atau di sudut-sudut yang dibolehkan.

persahabatan,..

dalam hidup nyh x lengkap asenye kalu tanpa teman disisi,..
slah satu yg sentiasa menyinari khidupan nyh ialah kwn2 kita,..
bagi ina dlm melayari bahtera persahabatan mmg bnyk yg dpt kita pelajari,..
terutamanye erti menghargai dan dihargai,. selain 2 nilai kesabaran,. erti setia kawan,. pengorbanan,.. dan mcm2 lg,..
bkn mudah nk jadi seorang kawan yg baik,.. tp x mustahil,..
mmg kita perlu usha untk jd yg terbaik,.
syg sngt kalu kta x menghargai persahabatan yg telah terjalin,.
sesungguhnya jika kita mencintai saudara kita Allah akn sentiasa mengasihi kita,.
rugilah kalu kita mempersia-siakn nya,..
untuk semua kwan2,..
kalu ada yg tersalah ina mohon maap,..

asalamualaikum,..

hari pertama ini mulakan blog kedua ina,..
hurm,.. tujuan ina buat blog nyh untuk nk berkongsi cerita n pengalaman ina dlm kehidupan nyh,..
sekarang cuti sekolah,.. so ina leyh abiskn lg bnyk msa pda blog nyh,.. insyaAllah,..
:)